Surabaya 5 Mei 2025 | Draft Rakyat Newsroom – Sebanyak 648 anak yatim piatu di Kabupaten Mojokerto menerima bantuan sosial (Bansos) Asistensi Rehabilitasi Sosial Yatim Piatu (Atensi YAPI). Bantuan ini disalurkan oleh Pemerintah Kabupaten Mojokerto melalui Dinas Sosial untuk mendukung kesejahteraan anak-anak yatim piatu.
Program Bansos Atensi YAPI ini ditujukan kepada anak-anak dari keluarga yang berstatus fakir miskin, rentan, disabilitas, dan tidak mampu, yang terdaftar dalam data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS). Setiap penerima manfaat akan menerima bantuan sebesar Rp200.000 per bulan, yang disalurkan secara transfer melalui Bank Mandiri oleh Kementerian Sosial.
Wakil Bupati Mojokerto, Muhammad Rizal Octavian menekankan pentingnya peran keluarga dan masyarakat dalam mendukung anak-anak ini. Ia berharap agar wali penerima manfaat memastikan anak-anak mendapatkan buku rekening dan kartu Atensi dari bank penyalur, serta memanfaatkan bantuan Atensi YAPI dengan sebaik-baiknya untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
“Bantuan ini bukan hanya sekadar uang, tetapi juga merupakan bentuk tanggung jawab kita semua untuk memastikan mereka mendapatkan kehidupan yang layak dan penuh kasih sayang,” ungkapnya dalam keterangan pers, Senin (5/5/2025).
Wakil Bupati yang akrab disapa Mas Wabup ini berharap program ini dapat memotivasi semua pihak untuk berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi anak-anak, serta mendorong kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga swasta dalam membantu anak-anak yang membutuhkan.
Tidak hanya itu, Wakil Bupati yang berlatar belakang seorang dokter ini juga mengajak semua pihak untuk bersinergi dalam mewujudkan Kabupaten Mojokerto yang lebih maju, adil, dan makmur, sesuai dengan misi ‘Catur Abhipraya Mubarok’ yang bertujuan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan berkarakter.
“Dengan peluncuran program Bantuan Sosial Atensi YAPI, diharapkan anak-anak yatim piatu di Kabupaten Mojokerto dapat memperoleh kesempatan yang lebih baik untuk masa depan mereka,” pungkasnya. (idc)