Surabaya 26 Juni 2024 | Draft Rakyat Newsroom- Timnas Basket U-18 Putri mendapat banyak pelajaran ketika menghadapi Jepang pada laga kedua FIBA U-18 Women’s Asia Cup 2024 Division A. Perbedaan level permainan membuat Maxine Sutisna dkk menyerah 29-80 dalam duel yang tersaji di Ionghua Culture & Sports Center, China.
“Kami belajar banyak, level yang berbeda terlihat dari segala aspek, dari perangkat yang membantu performa tim, staf sampai dengan pemain,” terang Pelatih Timnas Basket U-18 Putri Bambang Asdianto Pribadi.
“Seperti yang saya pernah sampaikan, mereka tim terbaik dengan persiapan yang sangat matang. Kami bisa mengimbangi pace di beberapa waktu saja, setelah beberapa pergantian pemain, kami kehilangan pace,” tambahnya.
Bambang mengatakan bahwa saat pertandingan para pemain juga terlihat kalah dari sisi fisik. Perbedaan ini yang membuat pemain kesulitan kembangkan permainan.
“Fisik terutama menjadi pembeda yang sangat kentara di game tadi (melawan Jepang),” terangnya.
“Selain itu, kemampuan individu kita juga masih jauh,” lanjutnya.
Bambang berharap, dengan dua game yang berat di awal pertandingan ini para pemain bisa mengambil hikmahnya. Kemudian bisa menjadi modal untuk menghadapi Selandia Baru di pertandingan terakhir Grup B yang berlangsung di Ionghua Culture & Sports Center, China, Rabu sore (26/6), pukul 15.30 WIB.
Ditambahkan Manajer Timnas Basket U-18 Putri Dedy Setiawan, untuk melawan Selandia Baru para pemain harus bisa menerapkan fokus sepanjang pertandingan. Ini karena saat melawan Jepang, para pemain sempat kehilangan fokus yang membuat pemain Jepang bisa leluasa mengembangkan permainan.
“Selain karena memang mereka berada di level yang berbeda, anak-anak sempat kehilangan fokus. Hal ini tidak boleh terjadi melawan Selandia Baru nanti,” ungkapnya.
“Anak-anak harus bermain lebih hustle dan play as a team saat melawan Selandia Baru,” tegas Dedy.
Dedy menekankan bahwa para pemain ini sejatinya memiliki masa depan yang baik. Ini karena mereka memiliki potensi besar. Hanya memang semua butuh waktu.
“Semua butuh proses memang. Menurut saya anak-anak ini mempunyai potensi yang besar, tapi perlu waktu yang lebih lama lagi untuk membentuk tim yang lebih baik lagi,” jelas Dedy. (her)