Surabaya 8 Oktober 2024 | Draft Rakyat Newsroom-Isu pengelolaan sampah masih menjadi tantangan serius di Indonesia. Dalam upaya untuk meningkatkan kesadaran lingkungan, Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga mengadakan kegiatan edukasi tentang pengolahan sampah di Desa Karangdiyeng, Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto. Kegiatan ini dibuka dengan sambutan Kepala Desa Karangdiyeng, Sulaiman Affandi, S.Ti., yang berharap masyarakat dapat menerapkan pengetahuan yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.
Dr. Salma Zulqaida, S.Si., M.Si., ketua tim pengabdian masyarakat dan dosen di Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, menjelaskan bahwa acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan dampak pencemaran lingkungan terhadap Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), serta meningkatkan keterampilan pengelolaan sampah, terutama sampah organik, demi terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat.
![](https://draftrakyat.com/wp-content/uploads/2024/10/WhatsApp-Image-2024-10-07-at-13.24.23.jpeg)
Penyuluhan dimulai dengan materi mengenai dampak pencemaran lingkungan terhadap kesehatan, khususnya terkait ISPA. Dr. Ni Luh Ayu Megasari, S.Gz., M.Ked.Trop., seorang dosen Imunologi, menyatakan bahwa praktik pembakaran sampah masih umum di masyarakat, meskipun dapat berdampak buruk bagi kesehatan dan lingkungan. Ia mengajak warga untuk menjaga kebersihan dan menerapkan pengelolaan sampah yang lebih baik.
Materi berikutnya tentang pembuatan ecoenzyme disampaikan oleh Pramita Laksitarahmi Isrianto, S.Si., M.Si., dosen Biologi Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Ibu Pramita menjelaskan cara membuat ecoenzyme dari kulit buah, di mana semakin bervariasi jenis kulit buah yang digunakan, semakin baik kualitas ecoenzyme yang dihasilkan. Ia juga menjelaskan manfaat ecoenzyme sebagai pupuk organik. Peserta, yang sebagian besar merupakan ibu-ibu PKK Desa Karangdiyeng, sangat antusias dan aktif bertanya tentang proses pembuatan dan kendala yang mungkin dihadapi.
![](https://draftrakyat.com/wp-content/uploads/2024/10/WhatsApp-Image-2024-10-07-at-13.24.24-1.jpeg)
![](https://draftrakyat.com/wp-content/uploads/2024/10/WhatsApp-Image-2024-10-07-at-13.24.24-1.jpeg)
Dr. Salma Zulqaida menekankan bahwa sebagian besar sampah di Indonesia berasal dari rumah tangga dan umumnya berupa sisa makanan. Oleh karena itu, pengelolaan sampah sebaiknya dimulai dari tingkat rumah tangga untuk mengurangi beban di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Kegiatan ini ditutup dengan pembagian ecoenzyme kepada peserta serta bibit tanaman cabai, terong, dan tomat, sebagai motivasi untuk menjaga lingkungan dan memanfaatkan hasil pengelolaan sampah organik. (tri)