Surabaya 22 Januari 2025 | Draft Rakyat Newsroom- Mahasiswa merupakan perpanjangan tangan dari pengetahuan kepada masyarakat. Hal ini pula yang kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Belajar Bersama Komunitas (BBK) Universitas Airlangga (UNAIR) lakukan di Desa Karangkuten, Kabupaten Mojokerto. Kelompok KKN ini mengenalkan mineral block dan eco enzym yang punya beragam manfaat kepada masyarakat setempat.
Pakan Ternak Berkualitas dengan Mineral Block
Nazwa Afifah Pujihati Muluk, mahasiswi Fakultas Kedokteran Hewan yang juga perwakilan dari kelompok menerangkan bahwa pemberian mineral block merupakan bentuk penyejahteraan ternak. Dirinya melihat bahwa kebanyakan peternak di Desa Karangkuten hanya memberikan pakan berupa hijauan, seperti rumput dan dedaunan, tanpa nutrisi tambahan.
“Aku kasih ide baru berupa mineral block. Mineral block ini merupakan pakan tambahan yang fungsinya buat support imun. Apalagi ternak mereka ini belum pernah divaksin, terutama vaksin PMK yang sekarang muncul lagi,” ungkap Nazwa.
Sosialisasi yang berlangsung pada Minggu (19/01/2024) itu mendapat sambutan antusias dari peternak di Desa Karangkuten. Menurutnya, pemberian mineral block ini penting. Sebab, mineral block mampu meningkatkan imun ternak, penguatan tulang dan gigi, serta meningkatkan kualitas reproduksi dari ternak. Selain itu, mineral block juga memiliki kelebihan lain, yaitu jangka simpan yang panjang.
Eco Enzym, Cairan dengan Seribu Manfaat
Kemudian pada Senin (20/01/2024), Nazwa dan tim melakukan sosialisasi mengenai pembuatan eco enzym. “Kita membuat eco enzym. Jadi eco enzym itu cairan yang mempunyai seribu manfaat. Kenapa seribu manfaat, karena ini bisa dimanfaatkan sebagai pembersih, sebagai pupuk, dan pestisida,” papar Nazwa. Dalam kegiatan itu tim BBK UNAIR memaparkan kepada masyarakat tentang proses pembuatan, komposisi, hingga manfaat eco enzym. Peserta yang terdiri dari ibu-ibu PKK juga diajak membuat eco enzym dari sampah rumah tangga yang dibawa masing-masing. Melalui program kerja ini, Nazwa berharap masyarakat Desa Karangkuten menyadari potensi sampah organik dan dalam jangka panjang dan mampu memanfaatkan potensi tersebut. (nis)