Surabaya 2 Mei 2025 | Draft Rakyat Newsroom – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memantapkan langkahnya untuk mendukung kemajuan daerah melalui peresmian Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Transformation Center (BTC). Program inisiasi ITS beserta mitranya ini resmi diluncurkan, Senin (28/4), lalu di Hotel Raffles, Jakarta.
Wakil Rektor IV Bidang Riset, Inovasi, Kerja Sama, dan Kealumnian ITS Prof Agus Muhamad Hatta ST MSi PhD menjelaskan bahwa BTC merupakan pusat transformasi untuk mendorong kinerja dan daya saing BUMD di seluruh Indonesia. Inisiatif ini hadir karena adanya kebutuhan BUMD untuk meningkatkan kontribusi terhadap pembangunan daerah. “Kami melihat peluang untuk mengembangkan keunggulan BUMD di bidang teknologi, rekayasa sistem, dan manajemen,” jelas dosen yang akrab disapa Hatta ini.
Profesor Departemen Teknik Fisika ITS ini mengungkapkan bahwa BTC dibangun atas empat program unggulan. Program pertama adalah Akademi Transformasi BUMD yang berfokus pada peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di bidang teknologi, digitalisasi, dan manajemen risiko. Adapun program kedua adalah Klinik Konsultasi dan Implementasi yang menyediakan pendampingan langsung. “Dalam program ini, BUMD akan dibantu dalam penerapan solusi spesifik berbasis inovasi,” imbuh Hatta.
Sedangkan program ketiga, lanjut Hatta, yaitu Laboratorium Inovasi BUMD yang menjadi pusat riset terapan untuk menjawab kebutuhan spesifik tiap daerah. Kemudian untuk program keempat adalah Platform Kolaborasi Transformasi. Program tersebut menjadi simpul ekosistem inovasi antara ITS, pemerintah daerah, dan industri.
Di sisi lain, Founder BTC ITS Dr Ir Arman Hakim Nasution MEng mengatakan bahwa program ini juga dirancang untuk menjadi jembatan antara BUMD, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Menurutnya, hal tersebut memungkinkan integrasi program nasional seperti ketahanan pangan secara lintas jenjang. “Misalnya, program pangan nasional akan dikawal oleh BUMN pangan, didukung BUMD pangan daerah, dan diperkuat oleh BUMDes,” terang lelaki berkacamata ini.
Dikemukakan oleh Arman, BTC dalam waktu dekat akan berfokus pada sektor pangan yang dimulai dari agrobisnis. Ke depannya, cakupan sektor BTC akan meluas, mulai dari pengelolaan limbah, pelayanan jasa, hingga penguatan aset daerah. “Kami mulai dari sektor pangan untuk memperkuat ketahanan pangan,” ujar Kepala Pusat Studi Pengembangan Industri dan Kebijakan Publik (PSPIKP) ITS ini.
Dosen Departemen Manajemen Bisnis ITS tersebut memandang bahwa peluncuran BTC merupakan langkah ITS untuk mewujudkan komitmennya dalam hilirisasi riset dan ilmu pengetahuan. Melalui BTC, ITS siap menjadi mitra strategis BUMD dalam menghadapi tantangan era digital dan transformasi industri. “Mari kita wujudkan BUMD yang inovatif dan berdaya saing demi pembangunan berkelanjutan,” tegasnya optimistis. Inisiatif BTC ini turut mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya poin ke-8 tentang pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, poin ke-9 tentang industri, inovasi, dan infrastruktur, serta poin ke-17 tentang kemitraan untuk mencapai tujuan. Dengan sinergi antara perguruan tinggi, BUMD, dan pelaku industri tersebut, ITS melalui BTC berharap dapat menciptakan ekosistem pembangunan daerah yang inklusif, inovatif, dan berkelanjutan. (far)