More
    BerandaEkonomiInflasi Jawa Timur Juni 2025 Tembus 0,43 Persen, Ini Penyebabnya

    Inflasi Jawa Timur Juni 2025 Tembus 0,43 Persen, Ini Penyebabnya

    Penulis

    Tanggal

    Kategori

    Surabaya 19 Juli 2025 | Draft Rakyat Newsroom –  Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur (BPS Jatim) mencatat laju pergerakan ekonomi untuk bulan Juni 2025 mengalami inflasi sebesar 0,43 persen secara month-to-month (m-to-m). Pergerakan inflasi ini dipicu oleh beragam faktor musiman dan gangguan distribusi yang terjadi sepanjang bulan.

    Dalam keterangan resminya melalui Berita Resmi Statistik (BRS) Nomor 32/07/35/Th. XXIII, Kepala BPS Jatim, Zulkipli mengungkapkan, sejumlah peristiwa seperti, berakhirnya panen raya, meningkatnya permintaan menjelang Idul Adha, hingga aksi demo sopir truk ODOL (Over Dimension Over Load) menjadi pemicu utama naiknya harga sejumlah komoditas.

    “Faktor musiman seperti Idul Adha, berakhirnya panen padi, hingga cuaca ekstrem yang mengganggu pasokan sayuran memberi dampak nyata pada harga di pasar,” jelas Zulkipli Jumat (18/7/2025).

    Komoditas Pendorong Inflasi

    Zulkipli menyebut, komoditas yang menjadi pendorong terjadinya inflasi di Jatim ialah beras. Menurutnya, beras menjadi penyumbang inflasi terbesar setelah mengalami kenaikan harga pasca panen. 

    “Setelah beras kemudian disusul komoditas hortikultura seperti cabai rawit, tomat, dan bawang merah, yang harganya naik akibat terganggunya pasokan,” sebutnya.

    Selain itu, lanjut Zulkipli, peningkatan permintaan masyarakat menjelang hari raya besar keagamaan mendorong lonjakan harga dalam waktu singkat.

    “Aksi demo ODOL juga memicu gangguan distribusi di sejumlah daerah, memperburuk pasokan bahan pokok,” tambahnya.

    Namun demikian, meski beberapa komoditas menyumbang terjadinya inflasi, Ia menyebut, masih ada komoditas kelompok pengeluaran transportasi yang justru mengalami deflasi sebesar 0,04 persen. Hal tersebut, dipengaruhi oleh turunnya harga bensin dan adanya diskon tarif kereta api.

    “Transportasi memiliki dua sisi. Distribusi terganggu, tapi harga bahan bakar dan tarif yang lebih murah menekan inflasi dari sisi konsumen,” terang Zulkipli.

    Inflasi Berdasarkan Komoditas

    Zulkipli memaparkan, komoditas-komoditas yang tercatat memiliki pergerakan inflasi di antaranya ialah, kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi tertinggi sebesar 1,24 persen, dan kontribusi terbesar sebesar 0,37 persen terhadap total inflasi Juni. Selanjutnya disusul kelompok perawatan pribadi sebesar 0,56 persen, dan perumahan sebesar 0,10 persen. 

    “Sebaliknya, deflasi tercatat pada kelompok transportasi atau menurun -0,01 persen, dan informasi-komunikasi menurun -0,52 persen secara y-on-y,” paparnya.

    Adapun komoditas penyumbang inflasi tertinggi, Zulkipli membeberkan, terdapat cabai rawit sebesar 0,10 persen, beras sebesar 0,06 persen, bawang merah dan tomat masing-masing 0,04 persen, telur ayam ras dan emas perhiasan masing-masing 0,03 persen.

    “Komoditas penekan inflasi, di antaranya, bawang putih menekan -0,04 persen, bensin menekan -0,02 persen, minyak goreng dan tarif kereta api masing-masing -0,01 persen,” beber Zulkipli.

    Pergerakan Inflasi di Jatim 

    Di Provinsi Jawa Timur, Zulkipli mengungkap, sejumlah kabupaten/kota juga mengalami pergerakan inflasi. Ia menyebut, di antaranya, terdapat Kabupaten Banyuwangi yang mencatat inflasi bulanan tertinggi di Jawa Timur dengan 0,63 persen, diikuti Sumenep (0,62 persen) dan Bojonegoro (0,57 persen). Sedangkan Tulungagung mengalami inflasi terendah, hanya 0,30 persen.  

    Dengan sejumlah angka pergerakan inflasi di Jawa Timur tersebut, Zulkipli menilai, Indeks Harga Konsumen (IHK) Jatim pun meningkat menjadi 108,52 dari sebelumnya 108,06 di bulan Mei 2025. 

    “Secara nasional, 26 dari 38 provinsi tercatat mengalami inflasi bulan Juni,” ungkapnya.

    Untuk inflasi tahunan (year-on-year/y-on-y), Zulkipli juga mengatakan, lonjakan tertinggi terjadi di Tulungagung (2,76 persen), Banyuwangi (2,64 persen), dan Sumenep (2,52 persen). Inflasi terendah dicatat di Gresik (1,44 persen).

    Secara kumulatif, inflasi tahun kalender (year-to-date/y-to-d) Jawa Timur hingga Juni 2025 tercatat 1,32 persen, menutup semester I tahun ini. Sementara inflasi tahunan tercatat 2,02 persen, masih berada dalam kisaran target nasional.

    “Inflasi Jawa Timur masih terkendali, berada dalam target pemerintah sebesar 2,5 persen kurang lebih 1 persen,” tutup Zulkipli.

    Dengan demikian, meski mengalami sedikit lonjakan Zulkipli menuturkan, pergerakan inflasi di Jawa Timur masih bisa dikendalikan. Oleh karenanya, diharapkan kepada masyarakat supaya tidak panik dan tetap waspada terhadap pergerakan inflasi ini. (vin)

    TINGGALKAN KOMENTAR

    Silakan masukkan komentar anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini
    Captcha verification failed!
    Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!

    Artikel Terbaru