More
    BerandaUncategorizedDosen Universitas Airlangga Latih Warga Karangtalun Ubah Limbah Popok Bayi Menjadi Media...

    Dosen Universitas Airlangga Latih Warga Karangtalun Ubah Limbah Popok Bayi Menjadi Media Tanam Bernilai Ekonomi

    Penulis

    Tanggal

    Kategori

    Surabaya 29 Juli 2025 | Draft Rakyat Newsroom – Di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap isu lingkungan, tim pengabdian dari Universitas Airlangga mengambil langkah nyata untuk membantu warga Desa Karangtalun, Kecamatan Kalidawir, Kabupaten Tulungagung, dalam mengatasi permasalahan sampah rumah tangga, khususnya limbah popok bayi yang selama ini menjadi persoalan utama kebersihan desa.

    Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Pengabdian kepada Masyarakat Tahun 2025 Skema Program Kemitraan Masyarakat yang diketuai oleh Dr. Wimbuh Tri Widodo, M.Si. Tim pengabdian terdiri dari dosen dan mahasiswa lintas perguruan tinggi, termasuk dari Universitas Negeri Malang dan STIKes Karya Putra Bangsa.

    Program ini berfokus pada pelatihan dan pendampingan warga dalam mengolah limbah popok bayi menjadi media tanam berbasis teknik kokedama yang ramah lingkungan dan memiliki nilai jual.

    “Permasalahan limbah popok bayi tidak hanya soal bau dan estetika lingkungan, tetapi juga berdampak jangka panjang terhadap kesehatan masyarakat. Melalui pendekatan berbasis pemberdayaan, kami ingin mengubah cara pandang masyarakat terhadap sampah sebagai sumber daya potensial,” ujar Dr. Wimbuh saat membuka kegiatan pelatihan pada Minggu, 1 Juni 2025.

    Pelatihan yang dilaksanakan di salah satu rumah warga ini dihadiri oleh puluhan masyarakat Desa Karangtalun yang antusias untuk belajar. Acara diawali dengan sambutan dari Dr. Wimbuh dan perwakilan warga, Ibu Nurul Chamidah Kumalasari, yang menyampaikan apresiasi dan harapannya agar kegiatan semacam ini dapat terus berlanjut.

    Dosen Universitas Airlangga Latih Warga Karangtalun Ubah Limbah Popok Bayi Menjadi Media Tanam Bernilai Ekonomi

    Sesi pelatihan meliputi tiga bagian utama. Pertama, edukasi mengenai jenis-jenis sampah dan dampaknya terhadap lingkungan yang disampaikan oleh Danar, S.Si., M.Sc dari Universitas Negeri Malang. Kedua, pelatihan teknis pembuatan media tanam dari limbah popok bayi oleh Rahma Diyan Martha, S.Si., M.Si dari STIKes Karya Putra Bangsa. Dalam sesi ini, warga diajarkan cara mengeluarkan hidrogel dari popok bekas, mencampurkannya dengan tanah humus, cairan EM4, dan air kelapa, lalu memfermentasikannya untuk dijadikan bola tanah khas teknik kokedama.

    Kokedama sendiri merupakan teknik bercocok tanam asal Jepang yang tidak menggunakan pot, melainkan membungkus akar tanaman dalam bola tanah yang dibalut lumut atau sabut kelapa. Hasilnya tidak hanya fungsional sebagai media tanam hemat air, tetapi juga estetis dan berpotensi menjadi produk bernilai jual tinggi seperti souvenir atau tanaman hias premium.

    Sebelum dan sesudah pelatihan, peserta mengikuti pre-test dan post-test untuk mengukur peningkatan pengetahuan. Hasilnya menunjukkan adanya lonjakan signifikan dalam pemahaman warga mengenai jenis-jenis sampah, bahaya limbah popok, serta teknik pengelolaan limbah berbasis prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle).
    Setelah kegiatan berlangsung, tim pengabdian Universitas Airlangga secara berkala melakukan monitoring ke Desa Karangtalun. Dari hasil kunjungan, ditemukan bahwa sebagian warga mulai memproduksi media tanam dari limbah popok bayi secara mandiri, bahkan mulai menjualnya ke pasar lokal.

    “Kami tidak hanya ingin warga bisa mengelola sampahnya, tetapi juga mandiri secara ekonomi dari hasil pelatihan ini. Kokedama berbahan popok bekas adalah solusi kreatif yang mendukung pertanian berkelanjutan dan usaha mikro masyarakat desa,” jelas Dr. Wimbuh.

    Program ini menunjukkan bahwa kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat dapat menghasilkan solusi konkret terhadap isu lingkungan sekaligus mendorong pemberdayaan ekonomi. Universitas Airlangga melalui program pengabdian ini menegaskan komitmennya untuk menjadi agen perubahan yang hadir langsung di tengah masyarakat.

    Dengan adanya pelatihan ini, Desa Karangtalun kini mulai dikenal sebagai desa yang kreatif dalam pengelolaan limbah rumah tangga. Warga tidak lagi memandang sampah sebagai masalah, tetapi sebagai peluang untuk membangun lingkungan yang sehat dan ekonomi yang lebih kuat.(tri)

    TINGGALKAN KOMENTAR

    Silakan masukkan komentar anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini
    Captcha verification failed!
    Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!

    Artikel Terbaru