Surabaya 4 Agustus 2025 | Draft Rakyat Newsroom – Guru Besar Keperawatan Komunitas Universitas Airlangga (UNAIR), Prof Ferry Efendi SKep Ns MSc PhD berhasil meraih hibah riset prestisius dari Volkswagen Foundation. Tidak sendiri, ia juga berkolaborasi dengan para peneliti lintas negara. Peneliti tersebut antara lain adalah Prof Rini Rachmawaty dari Universitas Hasanuddin (UNHAS); Dr Julia Lohmann dari Ludwig-Maximilians-Universität München (LMU), Jerman; dan Dr Firman Witoelar dari Australian National University (ANU).
Dalam hibah riset yang diberikan oleh lembaga pendanaan riset terkemuka di Eropa itu, mereka akan melakukan penelitian bertajuk Understanding the Education and Labor Market Consequences of Indonesia’s Quest to Become the World’s Leading Nurse Exporting Nation. Keempatnya akan mengkaji secara menyeluruh dampak kebijakan Indonesia dalam mendorong migrasi tenaga perawat ke luar negeri.
Lonjakan Permintaan Global, Indonesia Ambil Peran
Prof Ferry Efendi mengatakan bahwa saat ini, negara-negara maju khususnya anggota OECD tengah menghadapi kekurangan tenaga perawat. Untuk itu, Indonesia yang memiliki lebih dari 750 program studi keperawatan dan lebih dari 50,000 lulusan per tahun, dinilai memiliki potensi besar untuk memenuhi kebutuhan global tersebut.
“Indonesia memiliki surplus perawat, sementara dunia mengalami kekurangan akut. Ini momentum strategis yang harus kita manfaatkan,” ujar Prof Ferry Efendi, peneliti yang dua tahun berturut-turut namanya masuk dalam top 2% peneliti dunia versi Stanford University dan Elsevier untuk bidang keperawatan.
Kajian Skala Nasional, Anggaran Rp25 Miliar
Penelitian yang berlangsung selama lima tahun ini memiliki nilai lebih dari Rp25 miliar dan akan mencakup lebih dari 60 institusi pendidikan keperawatan. Dengan pendekatan longitudinal mixed-methods, riset ini akan menelusuri dampak kebijakan migrasi tenaga kesehatan terhadap sistem pendidikan, karakteristik mahasiswa, serta kesiapan lulusan dalam menghadapi pasar kerja global maupun domestik.
Membangun Diplomasi Pengetahuan
Bagi Prof Ferry, berkolaborasi riset dengan Dr Julia Lohman peneliti Jerman ini bukan yang pertama kali. Dalam studi sebelumnya, ia bersama Dr Julia juga mengkaji persepsi pemangku kepentingan di Indonesia, Kolombia, dan Yordania terhadap migrasi tenaga kesehatan dan telah terpublikasi. Temuan awal menunjukkan bahwa tingkat emigrasi perawat Indonesia saat ini belum mengancam pasokan tenaga domestik. Sehingga perlu upaya strategis dalam memenuhi permintaan pasar kerja keperawatan dunia. Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi eksportir tenaga terampil atau perawat dunia.
Tak hanya untuk menghasilkan temuan akademik, proyek ini juga dirancang untuk membangun kapasitas peneliti muda melalui pelatihan, program doktoral, dan kerja sama antarnegara. Hibah dari Volkswagen Foundation ini menjadi penegasan atas kapasitas ilmiah Indonesia di panggung riset global.
“Lebih dari sekadar riset, ini adalah investasi jangka panjang dalam diplomasi pengetahuan dan penguatan kualitas SDM kesehatan Indonesia, sudah saatnya Perawat Indonesia-Merawat Dunia,” pungkas Prof Ferry. (far)