Surabaya 21 Agustus 2025 | Draft Rakyat Newsroom – Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Prof Ir Bambang Pramujati ST MScEng PhD secara resmi menerima penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa (Dr HC) dari Mokpo National University (MNU), Korea Selatan. Penganugerahaan yang diberikan secara langsung bertepatan dengan upacara wisuda MNU, Kamis (21/8), ini juga menjadi saksi semakin kokohnya identitas dan nama baik ITS di panggung internasional.
Bambang meyakini bahwa penghargaan ini bukan sekadar apresiasi pribadi, melainkan bentuk penghormatan atas perjalanan ITS dalam internasionalisasi, inovasi riset, dan kontribusi nyata bagi masyarakat di mata institusi akademik dunia. “Ini adalah buah dari kerja kolektif kita semua,” ujar Bambang bangga.
Dalam prosesi penganugerahan tersebut, President MNU Prof Hacheol Song menyampaikan bahwa pemberian gelar kehormatan ini merupakan bentuk apresiasi atas kontribusi Rektor ITS dalam mempererat hubungan kedua institusi, khususnya sejak penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) pada 2017 lalu.
Gelar kehormatan di bidang Administrasi Publik ini dianugerahkan sebagai bentuk pengakuan atas kepemimpinan dan dedikasi Bambang selama menjabat Rektor ITS. “Kami sangat menghargai minat dan dukungan yang telah diberikan, yang berperan penting dalam pengembangan kemitraan kami,” tuturnya.
MNU juga menilai ITS sebagai salah satu mitra paling berharga dalam kerja sama internasional, dengan Indonesia memegang peran penting dalam strategi kerja sama global MNU. Sejak menjalin kemitraan, kedua perguruan tinggi tersebut telah aktif dalam program pertukaran akademik dan budaya.
Menanggapi hal tersebut, Bambang mengungkapkan bahwa kepemimpinan yang dijalankannya ini merupakan cerminan dari sinergi langkah kolektif seluruh sivitas akademika ITS. “Setiap capaian akademik yang kita raih adalah hasil kerja bersama,” tegas Rektor ke-13 ITS tersebut memastikan.
Guru besar dari Departemen Teknik Mesin ITS ini berpendapat penghargaan yang diterimanya itu adalah rekam jejak kolaborasi ITS – MNU, rasa saling percaya, dan pengakuan atas reputasi serta kontribusi ITS di tingkat global. “Sejak saat itu, kita terus secara konsisten memupuk hubungan ini melalui berbagai pertukaran akademik dan budaya yang berkelanjutan,” lanjut lelaki kelahiran Yogyakarta ini.
Kolaborasi tersebut bertumpu pada keunggulan ITS di bidang teknologi kelautan dan kemaritiman, sejalan dengan posisi MNU yang strategis di kota pelabuhan Mokpo serta peran ITS sebagai pusat unggulan maritim. Hasil nyata juga telah ditunjukkan melalui program joint degree Departemen Teknik Perkapalan ITS, pertukaran akademik, dan riset kolaboratif seputar maritim, kelautan, hingga teknologi pelabuhan cerdas.
Bambang berpendapat pengakuan ini bukanlah titik puncak pencapaian, melainkan sebuah akselerator untuk kolaborasi yang lebih dalam dan luas. Ke depan, kerja sama akan diperluas melalui program joint degree di bidang ocean engineering, teknologi digital, energi terbarukan, dan ekonomi biru (blue economy), disertai riset bersama, pertukaran dosen – peneliti, serta kemitraan industri. “Ini adalah momentum emas yang menjadi motor pembangunan industri dan sosial,” tuturnya.
Kerja sama ITS–MNU serta penganugerahaan gelar kehormatan ini selaras dengan komitmen ITS dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) terutama pada poin ke-17, yakni Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Kemitraan yang telah dijalin ini dapat membuka pintu lebih lebar untuk kerja sama dengan universitas, industri, dan lembaga riset di berbagai negara. Alumnus doktoral University of New Brunswick, Kanada ini berpandangan bahwa gelar Dr HC yang telah diperoleh adalah suntikan motivasi bagi seluruh sivitas akademika ITS. “Saya berharap ini menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi dosen dan mahasiswa ITS untuk lebih aktif berjejaring secara internasional, berani menembus batas, dan membawa nama ITS ke kancah global,” pungkasnya penuh harap. (far)