Surabaya 25 September 2025 | Draft Rakyat Newsroom – Ketekunan dan komitmen menjadi kunci keberhasilan Khristi Rosika Dewi sehingga berhasil menjadi lulusan terbaik Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dari Prodi Studi S-2 Pendidikan Dasar pada gelaran wisuda 115 Unesa, beberapa waktu lalu.
Perempuan asal Taman, Kabupaten Sidoarjo itu berhasil meraih IPK hampir sempurna, 3,99, meski harus membagi waktu antara tugas sebagai kepala sekolah, tanggung jawab keluarga, dan kesibukan akademik.
Perjalanan studi Khristi tidak seperti membalikkan telapak tangan. Hal itu dimulai ketika ia karier sebagai guru di SDN Wage 2 Taman, lalu dipercaya menjadi kepala sekolah di SDN Kletek sejak 2024.
Dunia pendidikan bukan hal baru baginya, bahkan jejak akademiknya sudah terukir sejak 2004 ketika ia lulus cumlaude sebagai wisudawan terbaik sarjana bidang kurikulum dan teknologi pendidikan FIP Unesa.
Setelah menamatkan sarjana, ia berencana lanjut studi, tetapi sempat tertunda karena kesibukan sebagai guru muda yang baru saja diangkat menjadi PNS.
Semangat belajarnya tidak pernah padam. Pada 2023 ia melanjutkan pendidikan magister di Unesa, ketika keluarga—terutama suami—memberikan restu penuh. Dukungan itulah yang membuat Khristi bisa fokus menyeimbangkan peran sebagai ASN, kepala sekolah, mahasiswa, sekaligus ibu.
“Tantangan terberat tentu soal waktu. Saya harus membagi fokus untuk keluarga, pekerjaan, komunitas, dan kuliah,” ujarnya.
Di luar itu, ia juga menghadapi tuntutan akademik berupa publikasi ilmiah dan penelitian. Namun, tantangan itu justru menjadi pemicu untuk terus belajar. Lingkaran pertemanan yang solid, baik dari rekan kerja maupun sesama mahasiswa, semakin memperkuat langkahnya.
Dalam tesisnya, ia mengangkat penelitian tentang E-Library sebagai Media Interaktif untuk Meningkatkan Literasi Numerasi Siswa Sekolah Dasar. Penelitian yang dilakukan di sekolah tempatnya bertugas itu membuktikan bahwa penerapan E-Library efektif meningkatkan literasi numerasi siswa.
Lebih membanggakan lagi, inovasi tersebut kemudian diadopsi sekolah-sekolah dasar lain. “Saya bersyukur karena penelitian ini berdampak nyata dan bermanfaat langsung bagi peningkatan mutu pembelajaran,” tuturnya.
Selain fokus di kampus, Khristi juga berkesempatan mengikuti program internship di Thailand dan Malaysia pada 2024. Dari Thailand, ia belajar tentang sistem pendidikan gratis yang benar-benar menjangkau semua lapisan masyarakat.
Sementara di Malaysia ia menyaksikan peran sekolah Indonesia dalam menumbuhkan rasa cinta tanah air pada anak-anak imigran. “Pengalaman itu membuka mata saya bahwa pendidikan sejatinya adalah manfaat yang dirasakan langsung peserta didik,” imbuhnya.
Soal rahasia sukses, Khristi menekankan pentingnya disiplin waktu dan konsistensi. Baginya, menyelesaikan tugas tepat waktu dan berani bertanya kepada dosen ketika ada hal yang belum dipahami adalah kunci sederhana tetapi efektif.
Ke depan, ia berharap bisa melanjutkan studi ke jenjang S-3. “Kalau ada kesempatan beasiswa penuh, insya Allah akan saya ambil. Setiap jenjang pendidikan pasti berdampak, tidak hanya untuk karier, tapi juga untuk memberi manfaat lebih luas bagi dunia pendidikan,” ungkapnya penuh optimisme. (bry)