Surabaya 24 Oktober 2025 | Draft Rakyat Newsroom – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menunjukkan komitmennya terhadap penguatan pendidikan dan literasi digital di daerah pelosok melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Berbasis Produk ITS 2025. Kali ini, tim dosen lintas departemen ITS mengembangkan komik edukatif digital bertema literasi digital yang ditujukan bagi guru dan siswa sekolah dasar (SD).
Program abmas yang tgelah diterapkan di Kecamatan Guluk-Guluk, Kabupaten Sumenep, Madura ini dipimpin oleh Naufan Noordyanto ST MDs, dosen Departemen Desain Komunikasi Visual (DKV), Fakultas Desain Kreatif dan Bisnis Digital (FDKBD) ITS. Tim ini turut melibatkan dosen lintas disiplin, yakni Sayatman, Yurif Setya Darmawan, dan Tedi Mursalat Farqo (DKV), Yurid Eka Nugraha (Departemen Teknik Elektro), serta Maulana Yafie Danendra (Departemen Teknik Transportasi Laut). Mereka berkolaborasi dengan tujuh mahasiswa DKV ITS untuk merancang komik digital dan berbagai media sosialisasi pendukung seperti poster, pembatas buku, kaos, banner, serta stiker edukatif.
Menurut Naufan, lahirnya gagasan ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya permasalahan sosial di ruang digital yang mulai memengaruhi anak usia sekolah dasar. Mulai dari maraknya judi daring, ujaran kebencian, penyalahgunaan data pribadi, hingga lunturnya apresiasi terhadap budaya lokal akibat konten digital yang tidak etis. “Semua ini perlu dilakukan antisipasi sejak dini,” ujarnya.
Untuk itu, tim ITS menghadirkan lima judul komik edukatif digital yang menyoroti isu-isu sosial tersebut. Di antaranya adalah Judol Bikin Tagihan Jebol (pencegahan judi daring), Karma Komentar Beracun (ujaran kebencian di dunia maya), Lindungi Data Pribadi (keamanan digital), Fitnah Ulasan Viral (hoaks dan promosi produk lokal), dan Lestari karena Apresiasi (pelestarian budaya lokal di era digital).
Kelima komik ini diterbitkan secara daring melalui platform LINE Webtoon (Kanvas) dan dapat diakses publik melalui tautan https://its.id/BacaKomikAbdimanITS. Format vertikal yang digunakan memungkinkan komik dibaca dengan nyaman di perangkat digital maupun diproyeksikan di ruang kelas. Selain itu, tim juga menyusun Panduan Guru berjudul Menggunakan Media Komik Edukasi yang berisi langkah-langkah penerapan komik dalam pembelajaran literasi digital di sekolah dasar.
Puncak kegiatan abmas berlangsung pada 11 Oktober 2025 lalu di SD Darissalam, Kecamatan Guluk-Guluk, Kabupaten Sumenep. Kegiatan ini bertepatan dengan pertemuan rutin Kelompok Kerja Guru (KKG) 02 Guluk-Guluk yang dihadiri oleh pengawas SD, pengurus KKG, serta sekitar 100 guru dari 13 sekolah di wilayah tersebut.
Dalam kegiatan tersebut, tim ITS tidak hanya menyerahkan media komik (termasuk versi cetak-gulung untuk daerah dengan keterbatasan internet), tetapi juga memberikan pelatihan interaktif tentang cara mengakses dan menggunakan komik digital sebagai media bantu ajar. Dalam pelatihan ini, para guru diajak mengenali nilai edukatif dari tiap cerita serta berlatih memantik diskusi kritis di kelas menggunakan narasi komik.
Diungkapkan Naufan, pemilihan Kecamatan Guluk-Guluk sebagai lokasi kegiatan bukan tanpa alasan. Wilayah ini termasuk daerah pedesaan dengan akses pendidikan dan infrastruktur digital yang masih terbatas. “Melalui satu forum KKG, kami dapat menjangkau lebih dari 13 sekolah dan 100 guru. Efek edukatifnya akan berantai dari guru ke murid dan dari sekolah ke komunitas,” terang Naufan.
Hasil kuesioner pascapelatihan menunjukkan antusiasme tinggi dari para guru. Mereka menilai media komik digital ini sangat membantu dalam menjelaskan isu-isu digital yang kompleks dengan cara yang sederhana dan menarik bagi anak-anak. “Kegiatan pengabdian dari ITS ini benar-benar membawa angin segar bagi kami,” ungkap Anis Nur Laili, Kepala SDN Bakeyong II, Kecamatan Guluk-Guluk.
Selama ini, menurut Anis, pihaknya sering kesulitan mencari media pembelajaran yang relevan dengan dunia digital anak-anak. Komik edukatif ini membuat pembelajaran literasi digital jadi lebih mudah dan menyenangkan. Guru-guru juga berharap kegiatan serupa dapat dikembangkan lebih lanjut, termasuk pelatihan pembuatan komik sederhana agar mereka dapat menyesuaikan media pembelajaran sesuai tingkat kelas masing-masing.
Kegiatan pengabdian ini merupakan wujud sinergi teknologi, seni, dan pendidikan yang sejalan dengan arah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029, khususnya prioritas penguatan pendidikan, sains, teknologi, dan digitalisasi. Selain itu, kegiatan ini turut mendukung Sustainable Development Goals (SDGs).Antara lain untuk SDG 4 tentang Pendidikan Berkualitas dan SDG 10 tentang Pengurangan Kesenjangan
Melaui kegiatan ini, ITS berkomitmen menghadirkan solusi nyata bagi masyarakat melalui pendekatan yang inklusif dan berkelanjutan. “Literasi digital bukan sekadar kemampuan teknologi, tetapi juga kesadaran etis dan sosial di ruang digital,” tutup Naufan. Dengan hadirnya komik digital edukatif ini, menurut Naufan, ITS tidak hanya memperkuat peran sebagai kampus technopreneur berwawasan sosial. Tetapi juga turut berkontribusi membentuk generasi muda yang cerdas, beretika, dan berbudaya, menuju Indonesia Emas 2045.(far)
