Surabaya 16 Juni 2025 | Draft Rakyat Newsroom – Guna mendukung upaya pembangunan berkelanjutan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Kementerian Transmigrasi RI menggelar kuliah tamu dengan menghadirkan langsung Menteri Transmigrasi (Mentrans) RI Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara sebagai narasumber, Senin (16/6). Acara yang diselenggarakan di Grha Sepuluh Nopember ITS ini membahas mengenai transmigrasi sebagai strategi pembangunan yang inklusif.
Dipandu oleh Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITS Prof Nurul Widiastuti PhD, kuliah tamu yang dikemas dalam bentuk diskusi tanya jawab ini menyoroti peran transmigrasi sebagai upaya strategis dalam mendukung pembangunan nasional yang adil dan inklusif. Dalam pelaksanaannya, menteri yang biasa disapa Iftitah ini menekankan bahwa makna transmigrasi tidak terbatas pada perpindahan penduduk secara fisik saja, namun juga nonfisik. “Transmigrasi juga menjadi sarana peningkatan status sosial dan kesejahteraan masyarakat,” tuturnya.
Dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, purnawirawan TNI Angkatan Darat (AD) ini menjelaskan bahwa pelaksanaan transmigrasi harus mampu memberikan akses dan kesempatan yang merata bagi seluruh lapisan masyarakat. Kesempatan yang adil tersebut dapat mengurangi kesenjangan dan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di berbagai daerah.

Untuk mengakselerasi tercapainya tujuan tersebut bagi masyarakat, pemerintah melalui Kementrans mencanangkan transformasi transmigrasi yang berfokus pada pemberdayaan sumber daya lokal. Hal itu diwujudkan melalui upaya komersialisasi berbasis kekeluargaan dan gotong royong. “Pemerintah akan memberikan wadah pengembangan industri lokal melalui badan usaha milik rakyat,” ungkap lelaki kelahiran Pandeglang, Jawa Barat ini.
Lebih lanjut, menurut Iftitah, upaya tersebut juga diperkuat dengan adanya zonasi pengelolaan lahan secara bersama. Pemerintah telah berupaya melakukan pembebasan lahan-lahan di kawasan transmigrasi agar dapat dikelola secara bersama oleh transmigran dan masyarakat lokal. “Kerja sama ini menjadi kunci penting untuk menciptakan kawasan transmigrasi yang harmonis, produktif, dan berkelanjutan,” ujarnya.
Tidak hanya itu, dosen di Universitas Pertahanan (Unhan) periode 2017 – 2019 itu juga mengungkapkan bahwa pemerintah melaksanakan lima program unggulan untuk memperkuat transmigrasi. Kelima program tersebut adalah Trans Tuntas (T2), Transmigrasi Lokal (Translok), Transmigrasi Patriot, Trans Karya Nusa (TKN), dan Trans Gotong Royong (Trans GR).
Untuk merealisasikan program tersebut, alumnus magister Webster University Kansas, Amerika Serikat itu menambahkan bahwa Kementras menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, mulai dari pemerintah daerah hingga akademisi. Salah satunya melalui kerja sama dengan ITS dalam Program Transmigrasi Patriot, yang terbagi menjadi Tim Ekspedisi Patriot dan Beasiswa Patriot. Program ini merupakan kerja sama Kementrans bersama tujuh Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) dan salah satunya adalah ITS sebagai perguruan tinggi mitra untuk mendukung studi komprehensif di wilayah-wilayah transmigrasi.
Pada kesempatan ini, Rektor ITS Prof Ir Bambang Pramujati ST MSc Eng PhD menyampaikan bahwa Transmigrasi Patriot dapat menjadi sarana untuk mengembangkan sumber daya manusia yang unggul. “Hal itu didukung dengan komitmen ITS sebagai perguruan tinggi berbasis riset dan teknologi yang mampu memberikan solusi nyata terhadap berbagai tantangan dalam masyarakat,” papar Guru Besar Teknik Mesin ITS ini.
Melalui program Transmigrasi Patriot tersebut, ITS memberikan kesempatan luas bagi tenaga pendidik (dosen) hingga mahasiswa untuk terlibat dalam mengembangkan gagasan penelitian di berbagai wilayah di Indonesia. Hal itu telah ditunjukkan ITS melalui berbagai produk inovatif yang dipamerkan di Galeri Riset dan Inovasi Teknologi (GRIT) yang sempat dikunjungi juga oleh Menteri Transmigrasi, salah satunya adalah kendaraan listrik yang mampu menciptakan kemandirian energi. Komitmen tersebut juga diperkuat melalui kerja sama dengan Kementrans RI yang diimplementasikan dalam sejumlah Perjanjian Kerja Sama (PKS). Adanya kerja sama ini juga menunjukkan komitmen ITS dalam mendukung pencapaian Suistainable Development Goals (SDGs) poin-ke 11 dan 17, yakni Kota dan Komunitas berkelanjutan serta Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. (far)