Surabaya 28 Desember 2024 | Draft Rakyat Newsroom – Warga Gununganyar dan Rungkut Menanggal, Kota Surabaya mengeluhkan banjir yang terjadi setiap tahun. Banjir yang melanda kawasan tersebut, akibat pendangkalan sungai di kawasan tersebut. Di samping itu, banyaknya tanaman enceng gondok di atas sungai juga mengganggu laju aliran sungai Avur.
Ketua LPMK Kelurahan Rungkut Menanggal, Muhammad Faishol mengatakan, ribuan warga kampung yang berada di sekitar aliran sungai Avur yang terletak di perbatasan Surabaya-Sidoarjo sudah bertahun-tahun merasakan banjir, apalagi ketika cuaca ekstrem dengan disertai hujan deras melanda kawasan tersebut. “Saya hampir 50 tahun di Rungkut Menanggal itu tidak pernah sampai peres, atau meluap. Dahulu itu, sungai ini selalu dibersihkan dan diawasi, tapi hampir 15-20 tahun terakhir tidak pernah dikontrol lagi, salah satu buktinya eceng gondok di sungai ini panjangnya ada hampir 1 kilometer, mulai dari PT. SIER sampai ke kawasan Kelurahan Gununganyar Tambak,” kata Faishol, Sabtu, (28/12/2024).
Faishol juga menyampaikan, enceng gondok yang berada di sungai Avur Rungkut Menanggal Gang 3 B, perbatasan antara Surabaya-Sidoarjo dulunya tidak seluas saat ini. Namun, saat ini tanaman liar itu semakin meluas hingga menumpuk di aliran sungai tersebut.
Faishol menerangkan, pernah menggelar rapat bersama Dinas PU Sumber Daya Air Provinsi Jawa Timur, bertujuan untuk menindaklanjuti usulan normalisasi sungai perbatasan di Kota Surabaya. Dalam rapat tersebut, ia menyebutkan, Dinas PU Sumber Daya Air Jatim turut menghadirkan Balai Besar Wilayah Sungai Brantas (BBWS) Brantas di Surabaya, Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Surabaya, Camat Gununganyar, hingga PT. SIER.
“Perlu diketahui, itu wilayah Sidoarjo yang berbatasan dengan kita (Surabaya) sampai hari ini juga terdampak, karena sungai yang melintas ini sama sekali tidak terawat. Bahkan, kami pengurus kampung dengan BBWS pernah menyepakati adanya normalisasi sungai pada 16 Juni 2023, tapi sampai hari ini kesepakatan ini hanya tinggal kesepakatan di atas kertas saja,” sebutnya.
Faishol menunjukkan surat LPMK se-Kecamatan Gununganyar nomor 0.12/LPMK-GA/K/III/2023. Dalam surat tersebut LPMK se-Kecamatan Gununganyar menyurati Dinas PU Sumber Daya Air Jatim, DSDABM Surabaya, Bidang Sungai Irigasi Dinas PU Sumber Daya Air Jatim, Lurah Gunung Anyar Tambak, Lurah Gunung Anyar, Lurah Rungkut Menanggal, Lurah Rungkut Tengah untuk melakukan normalisasi sungai Avur.
Pasca surat dilayangkan, hingga kini tidak ada kepastian dan tindak lanjut dari Dinas PU Sumber Daya Air Jatim dan Balai Besar Wilayah Sungai Brantas (BBWS) Brantas.
Faishol berterima kasih kepada Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, karena telah bergerak cepat melakukan normalisasi banjir di kawasan Gununganyar dan Rungkut Menanggal beberapa hari lalu selama 24 jam nonstop.
Ia menceritakan, beberapa waktu silam Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya pernah mengerahkan alat berat untuk melakukan normalisasi sungai perbatasan Surabaya-Sidoarjo tersebut. Namun, pada saat itu satgas dari pemkot ditegur oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) karena dinilai ikut campur menangani aliran sungai yang dikelola Pemprov Jatim.
“Jadi memang ini sungai (dikelola) pemprov. Hanya ada beberapa hari (normalisasi) ternyata mendapat teguran dari pemprov,” ungkapnya.
Ketua RW 5 Kelurahan Gununganyar, Rudi membenarkan, bahwa banjir yang terjadi di kawasan Gununganyar beberapa hari lalu disebabkan oleh menumpuknya Enceng Gondok di sepanjang aliran sungai perbatasan Surabaya-Sidoarjo. Rudi berharap, kepada dinas terkait yang ada di Pemprov Jatim untuk segera melakukan melakukan normalisasi sungai tersebut.
“Karena jarak rumah warga dengan sungai hanya sekitar 500-300 meter. Nah, ketika cuaca ekstrem dan hujan deras air sungai meluap dan banjir hingga ke rumah warga,” pungkasnya.(bri)