Surabaya 14 Juni 2024 | Draft Rakyat Newsroom-Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur memiliki UPT Rehabilitasi Sosial Bina Rungu Wicara (RSBRW) Pasuruan. UPT tersebut memberikan pembekalan keterampilan pada penerima manfaat berusia 15-35 tahun untuk meraih kemandirian sosial.
Ada empat keterampilan di UPT yang bisa dipilih oleh para penerima manfaat yaitu Bordir, Jahit Putri, Jahit Putra, dan Las. Kegiatan tersebut dilakukan penerima manfaat dari Senin – Kamis. Pada hari Jumat, penerima manfaat juga mendapatkan keterampilan tambahanya yaitu Tata Boga, Handycraft, dan Desain Grafis.
Selain itu juga ada kegiatan mengaji dengan menggandeng Gerkatin (Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia). Kegiatan mengaji terbagi dua yaitu dengan oral da menggunakan bahasa isyarat.
Beberapa penerima manfaat disabilitas rungu wicara nampak begitu senang bisa menerima keterampilan dari UPT RSBRW Pasuruan. Misalkan saja, di Ruang Bordir ada Hilma (21) asal Kediri. Ia masuk ke UPT RSBRW Pasuruan karena sebelumnya ada sosialisasi di sekolahannya pada tahun 2021.
Lalu, oleh orang tuanya dimasukkan UPT RSBRW Pasuruan pada tahun 2022. “Orang tua khususnya ibu sempat tidak memperbolehkan pada tahun 2021. Akhirnya tahun 2022, baru diperbolehkan untuk mendapatkan ketrampilan bordir,” ungkapnya.
Rata rata penerima manfaat yang mengikuti pelatihan keterampilan ini belum memiliki ilmu dasar. “Saya sebelumnya tidak tahu bordir itu seperti apa. Namun setelah mendapatkan keterampilan bordir, maka sekarang tahu bagaimana cara membuat bordir, ” ujar Hilda yang suka menggambar dan bordir motif bunga tersebut.
Hal yang sama juga dikatakan penerima manfaat yang ada di Ruang Jahit Putri, Alvia (22) dari Nganjuk. Ia sangat senang mengikuti pelatihan keterampilan menjahit baju dan lainnya. “Dulu pertamakali saya belum bisa dan sekarang sudah bisa. Dan dari awal berkeinginan ke UPT RSBRW Pasuruan ini karena ingin bisa menjahit,” katanya.
“Sebelumnya saya sekolah di SLB Al Ikhsan 2 di Nganjuk. Tapi saya tahu ada keterampilan di UPT ini karena mendapatkan informasi dari teman teman yang berbeda sekolah. Akhirnya tertarik belajar di UPT ini,” katanya yang suka berolahraga lari dan kasti.
Di ruang Jahit Pria, Kiki (24) dari Madiun mengakui kalau dirinya mengikuti pelatihan keterampilan ini karena ingin bisa penjahit. Setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas awalnya belum tahu mau kemana tetapi ingin sekali bisa bekerja.
Akhirnya orang tua menghubungi Dinas Sosial yang ada di daerahnya. Akhirnya Dinas Sosial,mengajaknya untuk bisa mendapatkan pelatihan di UPT RSBRW Pasuruan. “Awalnya saya melihat lihat dan akhirnya tertarik ikut pelatihan. Kini saya suka dan bisa menjahit,” katanya yang pernah mendapatkan ilmu menjahit dari sekolahnya dulu meski tidak seperti di UPT.
Mereka yang merupakan penerima manfaat ini memiliki keinginan jika kelak lulus dari pelatihan keterampilan di UPT RSBRW Pasuruan, yaitu membuka usaha sendiri atau bekerja di perusahaan yang sesuai dengan keterampilan yang telah dimiliki. Sehingga nantinya bisa memiliki kemandirian sosial.
Selain itu, kehadiran mereka di UPT RSBRW Pasuruan ini juga berkat motivasi keluarganya, dan keluarganya sangat terbantu. Karena awalnya penerima manfaat ini tidak bisa membantu kegiatan rumah tangga, namun setelah mengikuti pelatihan maka bisa membantu dan lebih bertanggung jawab.
Ditempat yang sama, Kepala UPT RSBRW Pasuruan Dinsos Jatim, Sri Mariyani mengatakan, UPT RSBRW Pasuruan Dinsos Jatim ini memang berupaya agar penerima manfaat ketika lulus dari pelatihan keterampilan bisa memiliki kemandirian sosial.
Syarat untuk bisa menerima penerima manfaat, lanjut Sri, yaitu melalui Dinas Sosial Kabupaten/kota masing masing. Rata rata penerima manfaat ini ditampung oleh Dinsos, dan Dinsos berkirim surat ke UPT RSBRW Pasuruan ini.
“Dinas Sosial nantinya akan mengirimkan ke UPT RSBRW Pasuruan. Disisi lain, jika ada yang langsung ke UPT RSBRW Pasuruan ini nantinya tetap harus melalui Dinsosnya. Karena semuanya harus terpantau. Pengembalian anak anak tersebut ke daerahnya, kami juga mengirimkan surat pada Dinsos masing masing selain mengirimkan pada grup orang tua,” katanya,
Sebenarnya lama pelatihan keterampilan di UPT RSBRW Pasuruan ini selama dua tahun, namun jika masih ada yang membutuhkan atau belum terampil, maka akan ada perpanjangan waktu. “Kalau dirasakan belum bisa dilepas maka akan ada pertambahan selama setahun,” imbuhnya.
Untuk jumlah penerima manfaat yang ada di UPT RSBRW Pasuruan ini sebanyak 60 orang. Dalam waktu dekat, ada 24 penerima manfaat yang akan lulus dari pelatihan keterampilan ini. “Setelah pelepasan, mereka posting hasil karyanya. Karena sebelumnya mereka juga mendapatkan bantuan peralatan jahit dan bahannya seperti kain, jarum dan benang. Bahkan mereka mendapatkan sertifikat baik dari UPT RSBRW Pasuruan dan UPT BLK Pasuruan,” kata Sri.
Orang tua juga mendapatkan pembekalan motivasi dari UPT RSBRW Pasuruan, agar mereka bisa mendampingi anak anak yang sudah lulus pelatihan keterampilan. “Kita gembleng orang tuanya agar membantu anaknya,” ujarnya menambahkan kalau pihaknya selalu melakukan monitoring dan evaluasi pada eks penerima manfaat.
UPT RSBRW Pasuruan sebenarnya juga telah menjalin hubungan kerjasama dengan tiga perusahaan yang mau menerima penerima manfaat tersebut. Setidaknya sebelum benar benar lepas kembali ke orang tuanya, magang di perusahaan tersebut. Tahun ini UPT RSBRW Pasuruan juga bekerjasama dengan UPT BLK Pasuruan Disnakertrans Jatim, karena memiliki ilmu ketrampilan yang lebih bagus dan tertata.
Untuk produk yang dihasilkan penerima manfaat, rencananya UPT RSBRW Pasuruan akan membuat showroom. “Kami kumpulkan dulu produk dari para penerima manfaat. Selain produk dari penerima manfaat juga ditampilkan dalam kegiatan seperti di Gadisku Dinsos Jatim maupun kegiatan lainnya,” pungkasnya.(her)