More
    BerandaPendidikanCegah Agresi Anak, Tim PKM Psikologi UNAIR Angkat Nilai Tri Ajining dengan...

    Cegah Agresi Anak, Tim PKM Psikologi UNAIR Angkat Nilai Tri Ajining dengan Media Wayang Kartun

    Penulis

    Tanggal

    Kategori

    Surabaya 18 Juli 2025 | Draft Rakyat Newsroom – Perilaku agresif pada anak-anak kerap kali dianggap wajar dalam fase pertumbuhan. Namun, bagi sekelompok mahasiswa asal Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Airlangga (UNAIR), agresi pada anak bukanlah hal yang bisa disepelekan.

    Melalui program bertajuk Roleplay Wayang Kartun Berbasis Nilai Ajaran Tri Ajining sebagai Upaya Mengatasi Agresi Anak di Rumah Belajar Surga Kecamatan Sukomanunggal, Surabaya, mereka berhasil meraih pendanaan dari Kemdiktisaintek dalam ajang Program Kreativitas Mahasiswa skema Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-PM).

    Program itu digagas oleh Famella Predina Nugrahanty bersama rekan satu timnya. Yaitu, Tiara Ramadhani Faadihillah, Faradina Rizkia Ramadhani, dan Tanaya Sufi Ahnaf, dengan bimbingan Bani Bacan Hacantya Yudanagara SPsi MSi. Gagasan tersebut muncul setelah tim melakukan observasi langsung di Rumah Belajar Surga, sebuah tempat belajar yang berada di kawasan rel kereta api Sukomanunggal, Surabaya.

    Kenalkan Nilai Tri Ajining

    Famella, ketua tim menjelaskan bahwa anak-anak disana tumbuh dalam lingkungan yang kurang mendukung proses belajar. Banyak di antara mereka kerap meniru pola interaksi yang keras dari orang-orang di sekitarnya.

    “Kami menemukan bahwa banyak anak menunjukkan perilaku agresif seperti memukul, berteriak, atau berkata kasar, bahkan saat proses belajar berlangsung. Mereka terbiasa meniru lingkungan sekitar dan kurang memiliki kemampuan regulasi emosi. Jika dibiarkan, hal ini berpotensi menjadi bibit perilaku kekerasan di masa depan,” ucapnya.

    Melalui serangkaian kunjungan dan wawancara dengan para pengajar, tim menyimpulkan bahwa perlu adanya intervensi karakter sejak dini, di samping proses belajar akademik. Tak berhenti sampai disitu, Famella dan rekannya kemudian menyusun proyek yang menyentuh ranah emosi, budaya, dan pembelajaran karakter melalui media wayang kartun.

    Adapun inisiasi program dirancang dalam tiga tahap pembelajaran berdasar pada nilai-nilai lokal Jawa yang disebut Tri Ajining, mencakup Ajining Diri Ana ing Lathi (harga diri ada pada ucapan), Ajining Raga Saka Busana (harga raga pada cara berpakaian), dan Ajining Awak Ana ing Tumindhak (harga tubuh pada perilaku). Ketiga nilai itu dikemas dalam bentuk kegiatan storytelling, mewarnai karakter wayang, dan bermain peran melalui pentas seni.

    Menguji Efektivitas Program

    Pendekatan tim Famella tak sekadar unik, namun juga berlandaskan ilmiah. Hal ini lantaran programnya mengacu pada teori agresi milik Buss dan Perry (1992) dengan strategi student-centered learning menggunakan metode roleplay. Fokusnya, ada pada keterampilan menghadapi situasi nyata dengan membangun stimulus serta solusi kreatif untuk mengatasi perilaku agresi. Salah satu cara efektif adalah berlatih memahami perasaan orang lain melalui kegiatan bermain peran.

    “Kami ingin anak-anak belajar cara meregulasi emosi dan memahami perasaan orang lain melalui kegiatan yang menyenangkan dan sesuai dengan usia mereka,” ungkap Famella.

    Untuk mengukur keberhasilan program, timnya menerapkan pre-test dan post-test yang dirancang khusus untuk menguji pemahaman anak terhadap emosi. Selain itu, tim juga melakukan observasi langsung selama pelaksanaan program. Keberhasilan dinilai dari peningkatan hasil post-test serta perubahan perilaku selama proses belajar.

    Tak hanya menyasar anak-anak, tim Famela juga memberikan pelatihan kepada pengajar Rumah Belajar Surga serta melibatkan orang tua agar program dapat terus berjalan. Ke depan, pendekatan oleh tim kian diterapkan pula sebagai selingan pembelajaran untuk angkatan-angkatan selanjutnya. “Kami berharap bahwa dengan adanya intervensi ini, agresi pada anak tidak dianggap sepele. Diperlukan kesadaran bagi orang tua serta lingkungan sekitar untuk saling menjaga satu sama lain dengan mengatasi perilaku yang tidak diinginkan lewat cara-cara yang baik,” pungkas Famella.(nis)

    TINGGALKAN KOMENTAR

    Silakan masukkan komentar anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini
    Captcha verification failed!
    Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!

    Artikel Terbaru