Surabaya 10 Mei 2025 | Draft Rakyat Newsroom – Keunikan sastra Panji terletak pada asal-usulnya yang “murni” berasal dari Jawa, berbeda dengan epik lain yang banyak mendapat pengaruh India. Penyebarannya yang melintasi batas geografis, hingga ke Thailand, Kamboja, dan Vietnam, membuktikan adanya jaringan pertukaran budaya yang sudah ada sejak masa pra-kolonial.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur Evy Afianasari menyampaikan bahwa fakta sejarah ini memberikan dasar kuat bagi Jawa Timur untuk memposisikan diri sebagai pusat studi dan pengembangan budaya Panji di tingkat regional (nasional, dan tentu saja (Internasional).
Program “Topeng untuk Dunia” juga mencakup aspek pengembangan kapasitas bagi para pelaku seni. Berbagai pelatihan teknis dan manajerial diberikan kepada sanggar- sanggar seni agar mampu menghasilkan pertunjukan yang tidak hanya segar, tetapi juga menarik
minat penonton.
“Aspek bisnis pertunjukan juga menjadi perhatian, mengingat kesinambungan
ekonomi para seniman turut menentukan kelangsungan tradisi ini,” harap Evy Afianasari dalam keterangannya, Jumat (09/05)
“Topeng untuk Dunia” menjadi stimulan, yang diharapkan mampu mematik dukungan pemerintah daerah dalam bentuk kebijakan dan anggaran. Hal itu penting dan menjadi faktor penentu dalam program semacam ini ke depannya. Penyediaan fasilitas pertunjukan memadai, sistem promosi yang terstruktur, serta jejaring dengan berbagai institusi pendidikan dan kebudayaan merupakan beberapa
bentuk konkret yang dapat dilakukan.
” Pendekatan multi-stakeholder ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem yang mendukung perkembangan kesenian topeng,” tuturnya.
Menurutnya di tengah perubahan sosial yang cepat, keberadaan program semacam ini memberikan ruang bagi masyarakat untuk merefleksikan nilai-nilai kultural mereka. Cerita Panji dengan berbagai variannya menawarkan perspektif tentang relasi manusia, kekuasaan, dan spiritualitas yang tetap relevan untuk dikaji. “Proses adaptasi cerita Panji dalam berbagai bentuk pertunjukan kontemporer justru memperkaya khazanah budaya tanpa menghilangkan esensinya,” ujarnya.
Kata dia aspek edukasi menjadi salah satu fokus utama dalam program ini. Selain pertunjukan, akan digalakkan pula program-program pendampingan bagi sekolah dan komunitas muda untuk mempelajari kesenian topeng. Pendekatan ini bertujuan menciptakan regenerasi peminat dan pelaku seni topeng, sekaligus membangun kesadaran akan pentingnya melestarikan budaya lokal di kalangan generasi muda.
Ke depan harapnya, tantangan terbesar adalah bagaimana mempertahankan momentum positif yang telah terbangun melalui program ini. Dibutuhkan strategi berkelanjutan yang tidak hanya bergantung pada inisiatif pemerintah terutama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur, tetapi juga melibatkan partisipasi aktif masyarakat dan sektor swasta.
Sinergi semacam ini akan menentukan apakah revitalisasi budaya Panji yang hari ini dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur dapat benar- benar berhasil dalam jangka panjang. Program “Topeng untuk Dunia” bukan
sekadar tentang melestarikan suatu bentuk kesenian, tetapi lebih pada upaya menjaga keberlanjutan
sistem nilai yang terkandung di dalamnya.
Melalui pendekatan terencana dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, Jawa Timur berupaya memastikan bahwa khazanah budaya Panji tetap hidup dan bermakna bagi masyarakatnya, sekarang dan di masa depan.(myo’)