Surabaya 6 Desember 2024 | Draft Rakyat Newsroom – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur dan Ketua Fraksi Demokrat, Agung Mulyono, menyatakan dukungannya terhadap rencana reaktivasi jalur kereta api three in one yang menghubungkan Kabupaten Jember-Bondowoso dan Situbondo.
Menurutnya, kebijakan ini akan memberikan dampak positif bagi ekonomi dan pariwisata di kedua daerah tersebut, yang memiliki pemandangan alam yang indah dan berpotensi menarik wisatawan.
“Saya kira kebijakan ini sangat bagus dan dapat membangkitkan sektor ekonomi serta pariwisata. Wisatawan akan semakin tertarik untuk mengunjungi kedua wilayah ini, dan tentunya itu akan meningkatkan perekonomian masyarakat,” kata Agung Mulyono saat dihubungi, Jumat (6/12/2024).
Anggota DPRD Jatim yang mewakili daerah pemilihan Situbondo, Bondowoso, dan Banyuwangi ini, menjelaskan bahwa Jember dan Situbondo merupakan simpul transportasi penting antara wilayah utara dan selatan Jawa Timur. Reaktivasi jalur kereta api tersebut, selain mendukung sektor pariwisata, juga akan memberikan manfaat besar bagi masyarakat setempat, terutama bagi mereka yang bekerja di luar kota seperti Surabaya dan Jember.
“Jalur ini memiliki fungsi utama yang sangat penting, yakni transportasi orang, barang, dan untuk menghubungkan destinasi wisata. Dengan adanya jalur kereta ini, masyarakat akan lebih mudah bergerak, dan komoditas dari daerah tersebut juga akan lebih cepat diangkut,”kata Agung Mulyono.
Politikus yang telah menjabat selama tiga periode ini, juga berharap agar proses reaktivasi jalur KA Kalisat-Situbondo dapat segera direalisasikan. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak terkait, seperti PT Kereta Api Indonesia (KAI), Pemprov Jatim, serta pemerintah daerah Kabupaten Bondowoso, Situbondo, dan Jember, untuk bersama-sama mengkaji manfaat dan dampak dari kebijakan tersebut.
“Semua stakeholder terkait, termasuk PT KAI dan Pemprov Jatim, harus duduk bersama untuk memastikan bahwa kebijakan ini dapat berdampak luas dan memberikan manfaat bagi masyarakat, serta mendorong potensi ekonomi yang ada,” jelas Agung Mulyono.
Lebih lanjut, Agung Mulyono menekankan bahwa reaktivasi jalur kereta api juga akan mengurangi kemacetan lalu lintas di wilayah tersebut, karena masyarakat akan lebih memilih menggunakan kereta api sebagai moda transportasi yang lebih efisien. “Jalur kereta api ini juga akan mengurangi kemacetan, karena masyarakat akan lebih tertarik untuk menggunakan kereta daripada kendaraan pribadi,” tambahnya.
Seiring dengan reaktivasi jalur kereta api tersebut, diharapkan komoditas pertanian dari daerah Bondowoso, Situbondo, dan Jember akan lebih mudah diangkut, yang pada gilirannya akan menguntungkan sektor pertanian. Jalur kereta api dari Stasiun Kalisat, Jember, menuju Stasiun Panarukan, Situbondo, yang sudah tidak aktif sejak 2004, kini akan diaktifkan kembali. Humas Balai Teknik Pengkeretaapian Kelas 1 Surabaya, Alvaviega Septian Pravangasta, menyatakan bahwa studi kelayakan untuk jalur tersebut telah dilakukan pada 2023 lalu.
Kementerian Perhubungan juga telah mengajukan proyek ini dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029, yang diatur dalam Perpres 80 Tahun 2019 tentang percepatan pembangunan di Jawa Timur. Selain jalur Kalisat-Panarukan, empat jalur kereta api non-aktif lainnya, seperti Lumajang-Pasirian, Madiun-Slahung, Jombang-Babat, dan Jalur Lintas Madura, juga akan diaktifkan, namun jalur Kalisat-Panarukan menjadi prioritas utama.
Sejarah mencatat, jalur kereta api ini pertama kali dibangun pada 1897 oleh Hindia Belanda, dan sejak 2004 jalur ini tidak lagi beroperasi. Namun, dengan rencana reaktivasi ini, jalur kereta api dari Stasiun Kalisat menuju Stasiun Panarukan diharapkan dapat kembali menghubungkan masyarakat dan mendongkrak perekonomian serta pariwisata di kedua wilayah tersebut. (pca)