More
    BerandaUncategorizedJuara 1 Nasional, Mahasiswa UNAIR Gagas Aplikasi Edutainment Berbasis Metaverse dan Blockchain

    Juara 1 Nasional, Mahasiswa UNAIR Gagas Aplikasi Edutainment Berbasis Metaverse dan Blockchain

    Penulis

    Tanggal

    Kategori

    Surabaya 14 Mei 2025 | Draft Rakyat Newsroom – Mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) kembali mengukir prestasi membanggakan di kancah nasional. Kali ini, dua mahasiswa lintas fakultas UNAIR berhasil meraih Juara I dalam ajang National Essay Competition (NEC) 2025 yang diumumkan pada Selasa (6/5/2025).

    Keduanya adalah Mohammad Pradana Setyawan dari Program Studi Teknologi Radiologi Pencitraan, Sekolah Vokasi, dan Rava Adistya Hanum dari Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya. Tim UNAIR berhasil mencuri perhatian dewan juri dengan gagasan inovatif bertajuk Aplikasi Edutainment Berbasis Metaverse dan Blockchain Sebagai Solusi Pendidikan Kritis dalam Era Demokrasi Digital.

    Angkat Inovasi Pendidikan Berbasis Metaverse dan Blockchain

    Dalam esainya, mereka mengangkat isu rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa Indonesia dalam konteks demokrasi digital. Karya mereka mengusulkan pengembangan aplikasi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang menggabungkan unsur edutainment, dunia virtual metaverse, serta sistem keamanan blockchain. Inovasi itu dirancang untuk menumbuhkan literasi digital dan sikap demokratis sejak usia sekolah.

    “Kami prihatin melihat maraknya disinformasi dan buzzer politik yang mudah memengaruhi siswa. Demokrasi yang sehat butuh generasi yang kritis dan aktif. Maka dari itu, kami menghadirkan solusi yang aplikatif dan futuristik,” jelas Pradana.

    Rava menambahkan bahwa esai mereka berangkat dari hasil studi literatur yang mendalam, mulai dari data PISA, kebijakan pendidikan di Tiongkok, hingga dinamika media sosial politik di Indonesia. “Kami menyusun fitur-fitur aplikasi berdasarkan analisis SWOT serta relevansinya dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs),” tambahnya.

    Proses Kreatif dan Tantangan Penulisan

    Proses penulisan esai ini memakan waktu sekitar dua pekan. Mulai dari brainstorming, riset akademik, hingga penyusunan argumen dan desain teknis aplikasi. Salah satu tantangan terbesar, menurut keduanya, adalah bagaimana menggabungkan konsep teknologi tinggi dengan nilai-nilai demokrasi dan pendidikan secara utuh dan sistematis.

    “Menulis itu satu hal, tapi memastikan gagasan kami bisa diterima secara ilmiah dan logis oleh dewan juri menjadi tantangan tersendiri,” ungkap Rava.

    Siap Wujudkan Prototype dan Kontribusi Lebih Lanjut

    Tak berhenti pada ajang perlombaan, Pradana mengungkapkan rencana mereka untuk mengembangkan ide ini menjadi prototype nyata yang akan diintegrasikan dalam program Kampus Merdeka atau kerja sama dengan mitra pendidikan.

    “Menang itu menyenangkan, tapi yang lebih penting adalah bagaimana gagasan kami bisa benar-benar memberi dampak nyata,” kata Pradana. Atas capaian ini, keduanya mendapat apresiasi positif dari dosen, pihak fakultas, serta keluarga. Mereka berharap kemenangan ini bisa menjadi inspirasi bagi mahasiswa UNAIR lainnya untuk terus berkarya dan menyuarakan ide-ide inovatif untuk perubahan sosial.(nis)

    TINGGALKAN KOMENTAR

    Silakan masukkan komentar anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini
    Captcha verification failed!
    Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!

    Artikel Terbaru