Surabaya 30 September 2025 | Draft Rakyat Newsroom – Kasus keracunan massal program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali terjadi. Sebanyak puluhan siswa di SDN 12 Benua Kayong dilarikan ke rumah sakit setelah mengkonsumsi menu MBG yang dibagikan di sekolahnya. Kasus keracunan tersebut disebabkan karena menu MBG berupa fillet ikan hiu goreng yang disajikan sebagai makan siang.
Menanggapi kasus tersebut, dosen pengolahan perikanan Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) Universitas Airlangga, Eka Saputra SPi MSi mengatakan bahwa kasus keracunan merupakan salah satu kasus luar biasa dan perlu menjadi evaluasi dalam MBG kedepannya.
“Dengan fakta lapangan yang ada, tentu harus menjadi suatu evaluasi bagi badan penyedia MBG. Terlebih penggunaan bahan dasar ikan hiu ini menjadi unik karena bahan yang digunakan tidak lazim pada umumnya. Perlu dilakukan pengecekan terkait jenis ikan hiu yang digunakan dalam sajian tersebut,” ungkapnya.
Pengolahan Tepat
Eka menyebut ikan hiu termasuk kedalam ikan yang jarang dikonsumsi karena ada beberapa jenis yang termasuk spesies dilindungi sehingga perlu proses pengolahan yang tepat. Perlu dilakukan penelusuran terkait proses pengolahan ikan hiu hingga menjadi sajian untuk MBG untuk melihat adanya potensi kesalahan dalam pengolahan.
“Perlu perhatian khusus pada bahan baku untuk MBG dan perlu dipastikan bahwa bahan dalam keadaan segar dan tidak terjadi kerusakan. Selanjutnya perlu diperhatikan kebersihan pada saat proses pengolahan, mulai dari sumber air yang dipakai hingga kebersihan alat yang digunakan,” tuturnya.
Eka menambahkan bahwa sebaiknya dalam membuat menu MBG dapat menggunakan opsi ikan lokal yang banyak didapat di daerah tersebut. Selain sebagai sumber gizi terutama protein, penggunaan ikan lokal juga dapat meningkatkan potensi perikanan lokal yang ada di daerah tersebut.
“Perlu adanya pengawasan ketat terhadap pengolahan bahan baku menu MBG. Meskipun bahan yang digunakan sudah bagus apabila pengolahannya kurang baik maka akan menyebabkan penurunan kualitas hasil menu MBG. Tentunya hal tersebut juga dibarengi dengan pemberian beban kerja yang sesuai dengan kapasitas penyedia MBG agar tidak terdapat penurunan kualitas,“ pungkasnya.(far)