Surabaya 24 Juli 2025 | Draft Rakyat Newsroom – Peningkatan mutu pelayanan kesehatan ibu menjadi salah satu prioritas Universitas Airlangga (UNAIR). Hal ini ditunjukkan dengan adanya kolaborasi antara UNAIR dengan The University of Adelaide. Kolaborasi ini dilakukan di RSUD IA Moeis Samarinda dalam workshop bertajuk Enhancing the Quality of Maternal Healthcare Services and Continuing Local Program Implementation pada Rabu (16/7/2025) hingga Kamis (17/7/2025).
Selain kolaborasi kedua universitas, adapun kolaborator lain yaitu, JAKRAD (Jawa Timur-The University of Adelaide-Kalimantan Timur Research and Development). Workshop ini menghadirkan perwakilan dari Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit dari enam Kabupaten/Kota, serta dinas kesehatan setempat.
Para fasilitator kegiatan terdiri dari para ahli di bidang kesehatan maternal. Antara lain Mohammad Afzal Mahmood MBBS MPH PhD dari The University of Adelaide dan dr M. Ardian Cahya Laksana SpOG Subsp Obginsos MKes dari UNAIR.
Bicycle System Theory
Dr Afzal memperkenalkan bicycle system theory, sebuah pendekatan konseptual dalam membangun sistem pelayanan kesehatan ibu yang efektif dan berkelanjutan. Ia menggambarkan sistem pelayanan kesehatan layaknya sepeda yang memerlukan keseimbangan antara berbagai komponen.
Tanpa keseimbangan dan koordinasi yang baik antar komponen tersebut, sistem tidak akan mampu berjalan optimal. Menurut dr Afzal, “Kolaborasi, komunikasi, dan keseimbangan antar elemen sangat krusial untuk membangun sistem yang tangguh dan responsif.”
QI Collaborative
Lebih lanjut, dr Ardian juga memperkenalkan pendekatan QI Collaborative sebagai strategi kolektif dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi (AKI dan AKB). Bukan sekadar metode teknis untuk memperbaiki layanan, tetapi merupakan sebuah pendekatan menyeluruh untuk membangun sistem kesehatan yang responsif, berdaya, dan berbasis pembelajaran.
“Melalui QI Collaborative, kita mendorong setiap fasilitas kesehatan untuk tidak hanya menyadari masalah. Tetapi juga berani mengidentifikasi akar penyebabnya, merancang solusi yang sesuai konteks lokal, dan melibatkan seluruh tim secara aktif dalam proses perubahan,” ungkapnya. Ia menekankan bahwa kekuatan utama pendekatan ini terletak pada kolaborasi antar fasilitas layanan dan penggunaan data secara real-time untuk melakukan perbaikan berkelanjutan.
Kegiatan ini diakhiri dengan sesi diskusi rencana tindak lanjut yang akan dijalankan oleh tiap tim kabupaten/kota dengan bimbingan fasilitator. Dengan semangat kolaborasi lintas sektor dan pendekatan berbasis bukti, workshop ini menjadi langkah nyata menuju transformasi sistem pelayanan kesehatan ibu di Indonesia. (far)