Surabaya 7 Oktober 2025 | Draft Rakyat Newsroom – Empat mahasiswa Program Studi (Prodi) Kedokteran, Fakultas Kedokteran (FK), Universitas Airlangga (UNAIR), kembali menorehkan prestasi membanggakan. Mereka sukses meraih Juara 1 dan 2 dalam ajang Regional Medical Olympiad (RMO) 2025 bidang Cardio-Respiratory yang berlangsung selama 5 hari (1-5/10/2025) di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA). Ajang itu menghadirkan Anthony Camilo Lim dan Zaskia Nafisa Salma (Tim 1) serta Adam Rafi Saputra dan Diana Annabelle Situmorang (Tim 2).
Delegasi Tetap Bidang Cardio-Respiratory
Anthony Camilo Lim, menjelaskan bahwa RMO merupakan ajang tahunan. Pada tahun ini, ia kembali dipercaya sebagai delegasi tetap bidang Cardio-respiratory tim FK UNAIR. “Tim delegasi yang lain, diambil dari 3 terbaik berdasarkan seleksi internal fakultas,” jelasnya.
Ia memilih bidang tersebut karena telah menekuninya sejak SMA. Dalam ajang ini, kedua tim FK UNAIR berhasil melewati 3 tahapan seleksi. Yakni, babak penyisihan berupa 120 soal Multiple Choice Question (MCQ), semi final mempertemukan 7 tim dengan pelaksanaan Objective Structured Practical Examination (OSPE) dan Objective Structured Clinical Examination (OSCE), serta babak final yang mempertemukan 3 tim terbaik dengan pelaksanaan Lomba Cepat Tepat (LCT). Persiapan tim dilakukan sejak Mei dengan melakukan diskusi rutin yang semakin intens menjelang perlombaan.
“Kami belajar dan berlatih intens saat menjelang lomba, dengan sistem pembagian fokus belajar setiap individu,” ungkapnya.
Persiapan Matang yang Membuahkan Hasil
Sementara itu, Zaskia Nafisa Salma menuturkan bahwa tantangan utama selama persiapan adalah keterbatasan waktu bimbingan bersama dosen. Meski demikian, dukungan dari BEM dan pihak fakultas sangat membantu.
“BEM fakultas memfasilitasi ruangan khusus untuk belajar dan berlatih setiap hari pukul 15.00–18.00 WIB. Selain itu, pihak fakultas juga memberi surat tugas kepada dosen pembimbing sebagai bentuk apresiasi dan poin tambahan dalam penilaian kinerja, serta dispensasi UTS bagi tim karena jadwal lomba bertepatan dengan pekan ujian,” jelasnya.
Pada saat perlombaan, ia menjelaskan bahwa merasa optimis karena telah memiliki bekal persiapan yang matang. “Terlebih pada saat final, kedua tim FK UNAIR saling berhadapan, sehingga rasanya seperti latihan di fakultas. Karena itu juga, kami bisa tampil lebih santai, optimis, dan terdorong untuk memperebutkan hak juara,” tambahnya.
Doa sebagai Kunci Sukses
Menurut Diana Annabelle Situmorang, disiplin belajar, dukungan dari lingkungan, serta kemampuan pola pikir tenang menjadi faktor penting keberhasilan tim. “Support each other in the team is really important, karena hal tersebut benar-benar membantu mengurangi kecemasan,“ ujarnya.
Ia menekankan bahwa usaha yang disertai doa tidak akan pernah mengkhianati hasil. “Bukan karena kita pintar, tetapi karena Tuhan membantu kita,” tambahnya. Baginya, capaian ini semakin menumbuhkan rasa percaya diri untuk terus berkembang. Terakhir, Diana berpesan untuk tidak pernah patah semangat walaupun saat ini merasa tidak sepintar orang lain. Percayalah dengan kedisiplinan, dukungan lingkungan, serta dengan doa, kamu pasti bisa mencapai apapun yang kamu mau,” pungkasnya. (far)