More
    BerandaPendidikanMahasiswa UNAIR Beri Dampak pada Masyarakat lewat Inovasi Pengering Hasil Panen Bertenaga...

    Mahasiswa UNAIR Beri Dampak pada Masyarakat lewat Inovasi Pengering Hasil Panen Bertenaga Surya

    Penulis

    Tanggal

    Kategori

    Surabaya 08 Juli 2025 | Draft Rakyat Newsroom Ikatan Mahasiswa Elektro (IME) Universitas Airlangga (UNAIR) melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Wangkal Kepuh, Kabupaten Jombang, pada Jumat (4/7/2025). Kegiatan ini berupa pemasangan alat pengering hasil panen berbasis energi surya yang dinamai Solar Harvest, sebagai solusi minimnya sinar matahari saat pascapanen. Program ini merupakan bagian dari Call for Pengmas SDGs Center UNAIR 2025, dan diikuti oleh 15 mahasiswa bersama petani setempat.

    Solusi Teknologi untuk Sawah yang Tak Ramah Matahari

    Pengabdian dilakukan dalam satu hari penuh. Rangkaian kegiatan mencakup panen bersama warga serta instalasi alat pengering hasil panen yang dirancang oleh mahasiswa. Menurut Kepala Departemen Pengabdian Masyarakat IME Alfananda Ardiansyah, lokasi tersebut dipilih karena masyarakatnya mayoritas petani dan mengalami kendala pengeringan akibat cuaca.

    “Di sana susah mendapatkan matahari, sering hujan. Mayoritas warga adalah petani, jadi kami harap alat ini bisa membantu menyelesaikan masalah pengeringan sekam padi,” jelas Alfananda.

    Mahasiswa IME UNAIR panen bersama petani lokal sebelum proses instalasi alat pengering
    Dokumentasi IME

    Solar Harvest bekerja dengan memanfaatkan efek rumah kaca yang diperkuat oleh pemanas (heater) dan kipas sebagai sistem sirkulasi udara. Dengan rancangan ini, alat tetap mampu mengeringkan padi meski cuaca mendung. “Sekam padi tetap bisa kering. Alat ini tertutup rapat dan mampu menyimpan panas lebih lama. Ditambah heater sebagai sumber panas dan kipas untuk menyerap udara lembap,” tambahnya.

    Respons Positif dan Potensi Replikasi Skala Luas

    Kegiatan ini menjadi pembeda dari pengabdian lainnya karena tidak berhenti di aktivitas sosial. Tetapi juga menghadirkan teknologi tepat guna hasil rancangan sendiri. “Kami membuat alatnya sendiri dari awal. Bukan hanya membantu panen, tapi juga bawa solusi,” kata Alfananda.

    Alat ini mendukung SDGs 7 ‘Energi Bersih dan Terjangkau’ serta SDGs 9 ‘Inovasi dan Infrastruktur Berkelanjutan’ karena memanfaatkan energi terbarukan yang murah dan dapat dirakit secara lokal. Respons warga pun sangat positif hal ini tergambar dari hasil pengabdian yang dilakukan IME UNAIR.

    “Alat ini sangat membantu kami, terutama saat musim hujan. Sekarang kami tidak perlu khawatir panen rusak karena pengeringan bisa dilakukan lebih cepat dan bersih. Apalagi tenaganya dari matahari, jadi hemat listrik,” ujar Perangkat Desa Wangkal Kepuh, Susatyo.

    IME UNAIR berharap ke depan Solar Harvest bisa direplikasi di berbagai daerah pertanian Indonesia. Tujuannya untuk mempercepat modernisasi pengolahan hasil panen dengan pendekatan yang murah, efisien, dan relevan dengan kondisi lokal. (naf)

    TINGGALKAN KOMENTAR

    Silakan masukkan komentar anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini
    Captcha verification failed!
    Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!

    Artikel Terbaru