Surabaya 15 Oktober 2025 | Draft Rakyat Newsroom – Mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) kembali menorehkan prestasi yang luar biasa pada ajang Musabaqah Tilawatil Quran Mahasiswa Nasional (MTQMN) XVIII. Kompetisi tersebut terselenggara oleh Kemendiktisaintek di Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin pada Minggu-Jumat (5-10/10/2025). Pada ajang tersebut dua mahasiswa UNAIR berhasil meraih juara harapan 2 pada cabang lomba Desain Aplikasi Komputer Al Quran (DAQ).
Mereka adalah Ahmad Haqqul Yaqiin, mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST) dan Muhammad Zhafir Zahid Aydin, mahasiswa Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM). Pada awalnya, mereka tergabung dalam satu organisasi yang sama di Masjid Ulul Azmi UNAIR. Dari komunitas tersebut, mereka mendapatkan informasi mengenai seleksi MTQMN tingkat universitas dan tertarik untuk mengikuti cabang lomba DAQ. Mereka memulai semuanya dari tahap seleksi tingkat universitas, pra-nasional, hingga akhirnya berhasil menjadi kafilah UNAIR di ajang nasional.
Berawal dari Tugas Kuliah
Berangkat dari konsep tugas kuliah yang belum sempat terealisasi, ide awal aplikasi ini kemudian mereka ikutsertakan dalam MTQMN ini. Ide tersebut mereka labeli Amaplay dengan tujuan menghadirkan media edukatif yang bisa membantu anak-anak mencintai Al-Qur’an sejak dini. Secara konsep, Amaplay menyerupai aplikasi edukatif di Play Store dengan tampilan yang menarik dan interaktif.
Tak hanya itu, aplikasi yang berfokus pada anak-anak dengan menargetkan Juz Amma, lengkap dengan fitur pemaknaan ayat, permainan interaktif, sistem level, hingga perolehan bintang sebagai bentuk apresiasi bagi pengguna. “Dari situ, anak-anak bisa bertadabur memahami surat yang dihafal dan dapat menanamkan karakter anak untuk mencintai Al-Qur’an sejak dini. Sehingga kita buat mereka bisa menghafal dan membaca mereka juga paham dari surat tersebut,” ungkapnya.
Dari aplikasi tersebut, mereka berhasil meraih Juara Harapan II cabang Desain Aplikasi Komputer Al-Qur’an. “Alhamdulillah kami sangat senang, apalagi kemarin nominasi penyebutannya disebutkan satu per satu. Terima kasih semua pihak yang membatu baik dari pembina maupun pihak universitas dan pihak lain yang sudah mendukung kami,” ungkapnya.
Adaptasi dengan Panggung Besar
Kendati demikian, di balik keberhasilannya terdapat tantangan terbesar yang justru muncul pada tahap presentasi di tingkat nasional. Dengan pengalaman yang terbatas, keduanya harus beradaptasi dengan panggung presentasi besar. “Awalnya kami mengira akan seperti presentasi biasa. Tapi ternyata harus dikemas lebih menarik, mulai dari Power Point, video, hingga cara berbicara. Untungnya kami mendapat bimbingan langsung dari pihak universitas,” pungkasnya.
Setelah usai kompetisi, tim Amaplay ini telah mencatat berbagai masukan dari dewan juri sebagai dasar pengembangan aplikasi ke tahap berikutnya. Ke depannya, mereka berencana untuk terus menyempurnakan Amaplay agar dapat diunggah ke Play Store dan dimanfaatkan oleh masyarakat luas. (isa)