Surabaya 22 Desember 2025 | Draft Rakyat Newsroom – Pemerintah Kabupaten Lamongan menerima kunjungan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) RI Yandri Susanto beserta jajaran pada kegiatan saba desa Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (DPP Apdesi) Merah Putih, Senin (22/12) di Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) Plosowahyu.
Dalam kunjungannya Menteri Yandri memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Lamongan dalam pemberdayaan desa. Karena jumlah desa di Kabupaten Lamongan tergolong paling tinggi di Jawa Timur, yakni 462 desa dan 12 kelurahan.
Keberhasilan pemberdayaan dapat dilihat dari status desa. Pada tahun 2025, sebanyak 185 desa di Kabupaten Lamongan menduduki status maju. Dan 277 diantaranya menduduki status mandiri.
Disampaikan oleh Bupati Lamongan Yuhronur Efendi pada seremonial saba desa Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (DPP Apdesi) Merah Putih, Senin (22/12) di Pendopo Lokatantra, komitmen Kabupaten Lamongan dalam memberdayakan desa juga ditunjukkan oleh pemaksimalan aktualisasi program Koperasi Desa Merah Putih (KDMP).
“Pemkab Lamongan terus berkomitmen memberdayakan masyarakat desa. Saat ini kami juga terus memaksimalkan progress dan fungsi KDMP. Karena seperti yang dimaksud Pak Presiden Prabowo, yakni menguatkan kemandirian desa dan kesejahteraan masyarakat,” tutur Bupati yang akrab disapa Pak Yes.
Selanjutnya orang nomor satu di Kota Soto memaparkan progress KDMP di Lamongan. Hingga hari ini, sudah ada 103 KDMP yang beroperasi di Kota Soto. 13 KDMP sudah melakukan kerjasama dengan SPPG. 39 KDKMP lainnya masih dalam proses pembangunan. Sedangkan 429 KDMP di Kabupaten Lamongan sudah terdaftar di Sistem Informasi Manajemen Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (Simkopdes). Lalu untuk omset yang didapat dari KDMP yang sudah beroperasi adalah, 455 juta rupiah lebih.
Dilaporkan oleh Pak Yes, KDMP di Lamongan bergerak di berbagai sektor vital untuk ekonomi desa, meliputi perdagangan (toko retail, kebutuhan pokok), pertanian, perikanan & kelautan, serta jasa (pengelolaan sampah), melengkapi layanan simpan pinjam dan bertujuan memperkuat ekonomi lokal serta ketahanan pangan dengan kemitraan strategis.
Ditambahkan Pak Yes, sebelum ada program KDMP. Badan Usaha Milik Desa di Kabupaten tercatat juga aktif. Sehingga ada 18 Bumdes di Lamongan berstatus maju dan 22 berstatus berkembang. Salah satu Bumdes yang maju adalah Bumdes yang har ini ditinjau di wilayah Plosowahyu. Yangmana bergerak dibidang kambing perah dan budidaya ikan lele.
Menurut Menteri Desa, pemberdayaan desa sangat penting. Karena memiliki dampak langsung dalam membantu mengentas kemiskinan.
Hadirnya KDMP diyakini mampu memperbaiki dan mengakselerasi lembaga perekonomian di pedesaan.
“Pemberdayaan desa bersifat sangat penting, karena memiliki dampak langsung pada pengentasan kemiskinan. Saat ini lembaga perekonomian di desa sedang diupayakan optimal melalui KDMP dan Bumdes,” tutur Menteri Desa.
Hadir pada kesempatan tersebut Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Ahmad Riza, Sekretaris Utama BNN RI Tantan Sulistyana, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Ketua Umum Apdesi MP Anwar Sadat, Ketua DPD RI Suktan Bachtiar, Direktur Fasilitasi Kerjasama LPD dan BPD Kementerian Dalam Negeri Zanariah, dan Kepala BNNP Jawa Timur Budi Mulyanto. (dit)
