More
    BerandaPendidikanMPLS di Surabaya, Wali Kota Eri Tekankan Peran Orang Tua dan Pengembangan...

    MPLS di Surabaya, Wali Kota Eri Tekankan Peran Orang Tua dan Pengembangan Bakat Jadi Prioritas

    Penulis

    Tanggal

    Kategori

    Surabaya 12 Juli 2025 | Draft Rakyat Newsroom – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memastikan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) akan dilaksanakan mulai pada 14 Juli 2025, dengan tujuan utama melibatkan peran aktif orang tua dalam mendidik dan membimbing anak-anak.

    Wali Kota Eri Cahyadi menekankan bahwa peran orang tua sangat krusial dalam membentuk karakter anak. Ia mendorong orang tua untuk lebih aktif dalam menanamkan nilai-nilai kasih sayang, serta sigap mencari tahu keberadaan anak jika tidak pulang ke rumah. 

    “Saya berharap orang tua ini mempunyai peranan penting menjaga putra-putrinya. Tidak bisa hanya dititipkan di sekolah,” kata Wali Kota Eri, Sabtu (12/7/2025).

    Kolaborasi antara orang tua dan sekolah diharapkan dapat berjalan optimal untuk mencapai tujuan ini. Selain itu, Wali Kota Eri juga memaparkan sistem pembelajaran di sekolah-sekolah di Surabaya yang berlangsung hingga pukul 12.00 WIB. 

    “Setelah jam tersebut, siswa akan mengikuti program Sekolah Wawasan Kebangsaan dan Sekolah Bakat Minat. Program ini dirancang untuk memberikan ruang bagi siswa dalam mengembangkan potensi non-akademik mereka,” paparnya.

    Ia meyakini bahwa keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh kemampuan akademik, tetapi juga bisa melalui seni, olahraga, atau bidang lainnya. 

    Oleh karena itu, potensi-potensi ini akan didukung dan diperkuat melalui program sekolah bakat yang berlangsung dari pukul 12.00 hingga 14.00 WIB.

    “Apa pun bakat dan minat anak, mari kita dukung sepenuhnya. Saya sangat berharap orang tua dapat membantu anak-anak mereka mengeksplorasi hobi dan bakatnya,” tegasnya.

    Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh menambahkan bahwa persiapan pra-MPLS sudah dilakukan sejak hari Jumat (11/7/2025) kemarin. Ia berharap semua siswa dapat mengikuti MPLS sesuai harapan, karena setiap sekolah sudah memiliki panduan dan ketentuannya.

    “MPLS akan dilaksanakan selama lima hari dalam satu minggu, mencakup pembentukan karakter, pengenalan lingkungan sekolah, dan pengenalan bidang studi pembelajaran,” tambah Yusuf.

    Yusuf juga menekankan pentingnya menciptakan pembelajaran yang mendalam, bermakna, aman, nyaman, dan menggembirakan. Bagi siswa SD yang akan ke SMP, ada penyesuaian besar dengan berbagai bidang studi dan guru yang berbeda. 

    “Hal ini perlu disampaikan selama MPLS. Siswa juga akan diajak untuk berinteraksi dan menunjukkan karakter di lingkungan baru mereka,” ujarnya.

    Dispendik Surabaya sangat berharap orang tua dapat mendampingi putra-putrinya di awal masa transisi dan adaptasi, khususnya bagi anak-anak SD yang baru masuk sekolah. Meskipun anak-anak dari TK yang masuk SD kelas 1 umumnya sudah mandiri dan percaya diri, pendampingan orang tua pada hari pertama sekolah sangat dianjurkan.

    “Luangkan waktu untuk mendampingi putra-putri di sekolah. Setelah mereka beradaptasi, orang tua dapat mempercayakan kepada para guru,” terangnya.

    Tidak hanya itu saja, Dispendik Surabaya juga menjadikan pencegahan perundungan sebagai fokus utama. Yusuf telah berpesan kepada seluruh SD dan SMP se-Surabaya untuk menerapkan pendekatan edukatif dan membangun sinergi antara guru serta kakak kelas demi memastikan tidak ada perundungan.

    “Sinergi antara orang tua dan komite sekolah juga akan diupayakan untuk memberikan pemahaman tentang program-program sekolah, termasuk jadwal pelajaran dan tanggung jawab. Orang tua perlu mengetahui jadwal anak-anak pulang sekolah agar dapat melanjutkan pengawasan di rumah,” jelasnya.

    Di samping itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya juga sedang menyiapkan penyerahan seragam gratis bagi anak-anak dari keluarga miskin (gamis). “Data sudah dikumpulkan dan diharapkan setelah MPLS, sekitar bulan Agustus 2025, semua siswa sudah mengenakan seragam baru,” ungkapnya.

    Dengan sudah dimulainya pelaksanaan MPLS, Yusuf memastikan sekolah SD dan SMP negeri tidak akan menambah kuota bangku di luar ketentuan yang berlaku.

    “Mekanisme penerimaan siswa baru sudah diatur secara ketat oleh pemerintah pusat. Sistem ini memiliki batasan kuota, jika ada sekolah yang menerima siswa melebihi jumlah kuota yang ditetapkan, maka data siswa yang melebihi batas tersebut secara otomatis akan terkunci atau tidak dapat dimasukkan ke dalam sistem. Bahkan akan berdampak pada pencatatan data dan keabsahan ijazah,” tegasnya.

    Oleh karena itu, ia mengimbau orang tua untuk tidak mudah percaya pada janji-janji yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. “Pagu atau kuota penerimaan sudah ditentukan, dan kualitas sekolah negeri maupun swasta sama baiknya,” pungkasnya. (far)

    TINGGALKAN KOMENTAR

    Silakan masukkan komentar anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini
    Captcha verification failed!
    Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!

    Artikel Terbaru