Surabaya 29 Juni 2025 | Draft Rakyat Newsroom – Sebanyak 313 atlet dari 32 Kabupaten/Kota berlaga di arena Petanque Porprov IX Jatim 2025. Terdiri dari 157 atlet putra dan 156 atlet putri, mereka bertarung di 13 nomor yang dipertandingkan dan memperebutkan 13 medali emas.
“Jumlah peserta 32 kab/kota ini menurut kami fenomenal. Karena hanya tiga daerah yang tidak ikut porprov,” kata Ketua Federasi Olahraga Petanque Indonesia (FOPI) Jatim, Prof Dr Dwi Cahyo Kartiko MKes kepada wartawan usai membuka pertandingan petanque di Bess Resort, Lawang, kab Malang, Minggu (29/6).
Tiga daerah yang tidak mengirimkan atletnya di Porprov IX, yaitu kab Pacitan, kab Ngawi dan kab Probolinggo. Penyebabnya, masa kepengurusan mereka telah habis dan belum melaksanakan musyawarah provinsi (musprov) untuk pembentukan kepengurusan baru.
“Ini menjadi pekerjaan rumah (PR) kami agar bagaimana semua kab/kota di Jatim bisa ikut porprov. Apa yang sudah dilakukan kepengurusan sebelumnya itu sudah luar biasa. Kami hanya melanjutkan saja dan merawat FOPI di daerah agar semarak dan even-even bisa dilakukan,” paparnya.
Selain tiga daerah itu, masih ada tiga daerah lain yang hingga saat ini belum memiliki pengurus cabang (pengcab) petanque sama sekali. Sehingga tidak mengirimkan atletnya.Tiga daerah itu adalah Kabupaten Bondowoso, Kota Batu, dan Kabupaten Blitar.

Padahal, di Jawa Timur sendiri terdapat 38 kab/kota yang seharusnya bisa berpartisipasi dalam ajang olahraga dua tahunan ini. Porprov Jatim bukan sekadar ajang unjuk kebolehan. Lebih dari itu, ini merupakan jalur pembibitan atlet untuk dibina lebih lanjut di tingkat nasional.
“Porprov ini momentum penting. Siapa pun yang berprestasi di sini akan menjadi perhatian Pengprov dan juga FOPI Pusat. Karena dari sinilah kita bisa merekomendasikan nama-nama untuk dipertimbangkan masuk Pelatnas,” tegas Dwi Cahyo.
Meski belum seluruh daerah aktif, FOPI Jatim menilai bahwa perkembangan petanque di provinsi ini tergolong cukup pesat. Antusiasme atlet muda dan upaya pembinaan yang dilakukan sejumlah pengcab terbukti mampu melahirkan banyak atlet potensial.
Di Jatim, cabor ini mulai berkembang sejak beberapa tahun terakhir dengan dukungan sejumlah daerah yang agresif membentuk pengcab dan menyelenggarakan kejuaraan lokal. (her)