Surabaya 15 Agustus 2025 | Draft Rakyat Newsroom – Pimpinan perguruan tinggi dari seluruh Indonesia berkumpul di Graha Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Kampus II Lidah Wetan, Kamis (14/8/2025), dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Forum Perguruan Tinggi dalam Pemberdayaan Masyarakat.
Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Kemenko PM), Forum Rektor Indonesia (FRI), dan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI). Mengusung tema “Optimalisasi Peran Perguruan Tinggi dalam Pengentasan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat melalui Tridarma Perguruan Tinggi,” Rakornas menjadi wadah strategis untuk menyatukan visi dan aksi nyata lintas institusi.
Acara ini turut dihadiri oleh Menteri Koordinator PM, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, yang menekankan pentingnya peran luar biasa (extraordinary) dari perguruan tinggi dalam menjawab tantangan pembangunan. Ia menyoroti kesenjangan pendidikan dan angka kemiskinan yang masih tinggi, termasuk kemiskinan ekstrem yang menyentuh angka 3,1 juta penduduk.
“Kemiskinan harus kita tuntaskan menjadi nol persen pada tahun 2026. Kolaborasi lintas sektor, khususnya di pedesaan, adalah pekerjaan serius yang membutuhkan peran extraordinary dari semua pihak,” tegas Cak Imin.
Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Daerah Tertentu Kemenko PMK, Abdul Haris, turut menekankan pentingnya sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah pusat dan daerah, serta mahasiswa dalam mendorong masyarakat yang mandiri dan berdaya.
Ketua FRI, Nurhasan atau yang akrab disapa Cak Hasan, menyampaikan bahwa Rakornas ini bukan sekadar ajang silaturahmi, melainkan harus menghasilkan rencana aksi yang konkret.
“Desain program pengabdian harus jelas, terarah, dan by design, agar benar-benar berdampak bagi masyarakat,” ujar Rektor Unesa tersebut.
Senada dengan itu, Ketua MRPTNI, Eduart Wolok, menyoroti perlunya struktur kolaborasi yang berkesinambungan. Menurutnya, banyak forum perguruan tinggi yang berjalan berdasarkan inisiatif masing-masing institusi, sehingga belum optimal dalam menjangkau masyarakat secara luas.
“Peran perguruan tinggi harus lebih nyata hadir di tengah masyarakat. Kolaborasi harus terstruktur agar program pemberdayaan benar-benar implementatif dan berdampak,” tandasnya.
Rakornas ini menjadi momentum penting untuk memperkuat komitmen perguruan tinggi dalam menjalankan Tridarma secara nyata, terutama dalam pengabdian kepada masyarakat yang berorientasi pada pengentasan kemiskinan dan pembangunan desa.(bry)