Surabaya 19 Mei 2025 | Draft Rakyat Newsroom – Menyambut hadirnya pekan literasi di tahun 2025, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Jatim menggelar berbagai kegiatan menarik. Selain pameran literasi, arsip sejarah, naskah kuno, bazar buku dan lomba lokal konten juga launching Galeri Majapahit dan Walilimo. Rencananya, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa pun turut hadir dan melaunching galeri tersebut.
Kepala Disperpusip Jatim, Ir. Tiat S. Suwardi, MSi mengatakan, momen pekan literasi tahun 2025 ini memberikan nuansa yang berbeda. Jika sebelumnya hanya menggelar pameran, bazar buku dan seputar kegiatan menyemarakkan momen tersebut, kali ini terdapat juga Galeri Majapahit dan Walilimo.
Selain launching Galeri Majapahit dan Walilimo, momen Pekan Literasi 2025 juga melaunching berbagai transformasi layanan perpustakaan dan kearsipan. Antara lain, ruang dongeng, pojok tematik, ruang narasi (teater), ruang paper kertas, ruang baca berfasilitas khusus, ruang referens, ruang dimensi dan pelataran maos.
“Kami mengundang Ibu Gubernur untuk hadir dan berharap beliau berkenan melaunching galeri tersebut. Harapannya agar galeri tersebut menjadi tempat yang mengasyikkan dan sumber pengetahuan bersama soal sejarah di Jawa Timur,” kata Kepala Disperpusip Jatim, Ir. Tiat S. Suwardi, MSi di kantornya di Jl. Menur Pumpungan 32 Surabaya, Senin (19/5/2025).
Lebih lanjut Tiat menjelaskan, momen Pekan Literasi tahun 2025 ini mengambil tema “Membangun Peradaban Merajut Masa Depan Melalui Literasi”. Tema tersebut diambil dalam rangka mengembangkan budaya baca masyarakat dan mewujudkan Jatim sebagai pusat literasi (East Java Center of Literacy).
“Momen ini juga sebagai peringatan Hari Kebangkitan Nasional dan Hari Buku Nasional serta menjadi salah satu Program 99 Hari Ibu Gubernur Jawa Timur,” jelasnya.

Mantan Kepala Biro Perekonomian Setdaprov Jatim tersebut menjelaskan, Pekan Literasi 2025 yang ia selenggarakan menyajikan berbagai acara antara lain peresmian Galeri Majapahit dan Wali Limo, diskusi pengembangan literasi, pameran layanan perpustakaan dan kearsipan serta hasil karya literasi, bazar buku, serta pertunjukan seni budaya.
Pameran yang dilibatkan berupa pameran naskah kuno, IKON dan Nyerat Lontar. Lalu ada pameran transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial (TPBIS), pameran Laron Jatim, pameran arsip, pameran inklusi sosial DWP, pameran hasil karya disabilitas serta bazar buku dari berbagai penerbit.
“Semua berupa produk hasil TPBIS. Juga ada pameran arsip sejarah dari FKMSA (forum komunitas masyarakat sadar arsip), pameran buku dari IKAPI (ikatan penerbit Indonesia) Jatim terdiri dari Gramedia, Erlangga, Diva Press dan Mizan,” ujarnya.
Pelaksanaan Pekan Literasi 2025 sendiri akan dilaksanakan selama 3 hari, yakni 21-23 Mei 2025 pukul 08.30-15.30 WIB di Kantor Disperpusip Jatim, Jl. Menurut Pumpungan 32 Surabaya. Maksud diselenggarakannya Pekanbaru Literasi 2025 ini yakni untuk mempromosikan manfaat literasi bagi masyarakat. Lalu, mempromosikan literasi warisan peradaban Jatim, meningkatkan ketermanfaatan perpustakaan serta meningkatnya minat baca dan literasi masyarakat.
“Kami berharap masyarakat dapat berkunjung dan ikut menyemarakkan momen ini. Sebab ini semua untuk majunya literasi di Jawa Timur,” katanya.
Masih menurut Tiat, pembangunan literasi setidaknya dapat diukur dari dua indikator sekaligus. Pertama, dari aspek Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) dan keduabdari aspek Tingkat Gemar Membaca (TGM).

“Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Perpustakaan Nasional RI, IPLM Jatim pada tahun 2024 mencapai angka 78,60. Angka ini meningkat dari angka 75,18 pada tahun 2023,” urainya.
Menilik kajian IPLM itu sendiri, Tiat menjelaskan bahwa diketahui beberapa aspek dinilai masih perlu ditingkatkan. Penyebabnya karena belum memenuhi standar seperti ketercukupan koleksi dan tingkat kunjungan perpustakaan.
Sementara untuk TGM masyarakat Jawa Timur pada tahun 2024 tergolong tinggi yakni 77,15. Angka tersebut terbilang meningkat jika dibanding tahun 2023 sebesar 69,78.
“Kedua indikator capaian kinerja tersebut harus terus ditingkatkan dengan dukungan dari berbagai pihak melalui peningkatan budaya baca dan literasi,” urai mantan Pjs. Bupati Ngawi itu.
Salah satu langkah yang dapat dilakukan, sebut Tiat yakni lewat promosi hasil literasi untuk memberikan manfaat bagi masyarakat. Seperti halnya pameran budaya baca dan literasi.
“Jadi, Pekan Literasi tahun ini kita menggabungkan sejarah, budaya, dan inovasi dalam literasi. Kegiatan ini menjadi momentum strategis dalam memperkuat posisi Jawa Timur sebagai pusat literasi dengan menghadirkan berbagai program yang memperkenalkan warisan literasi dari masa lalu hingga transformasi digital di era modern,” paparnya.
Tak ketinggalan, Pekan Literasi kali ini juga memberikan beberapa penghargaan bidang perpustakaan dan kearsipan tingkat nasional dan provinsi untuk masyarakat. Jenis penghargaannya berupa Nugra Jasa Dharma Pustaloka Tingkat Provinsi Jatim. Lalu perpustakaan OPD (Organisasi Perangkat Daerah) di lingkup Pemprov Jatim sesuai standar nasional perpustakaan (SNP), penghargaan untuk kabupaten/kota dengan TGM tertinggi, penghargaan Serah Simpan Karya Cetak Karya Rekam (SS-KCKR) serta penghargaan bidang kearsipan tingkat nasional dengan nilai AA.
“Untuk penghargaan bidang arsip ada 11 OPD yang diberikan dan juga 8 kabupaten/Kota,” pungkas Tiat (wem)