More
    BerandaUncategorizedSurabaya Serius Bangun Ekonomi Kreatif, Siapkan Strategi Jadi Kota Gastronomi Dunia

    Surabaya Serius Bangun Ekonomi Kreatif, Siapkan Strategi Jadi Kota Gastronomi Dunia

    Penulis

    Tanggal

    Kategori

    Surabaya 3 Desember 2025 | Draft Rakyat Newsroom – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus menunjukkan komitmen kuat dalam mendorong pembangunan berbasis kreativitas dan inovasi. Melalui langkah terukur, Pemkot menetapkan ekonomi kreatif (ekraf) sebagai mesin pertumbuhan baru yang berkelanjutan sekaligus solusi untuk menjawab tantangan sosial ekonomi di masa depan.

    Momentum ini akan dipresentasikan dalam forum nasional Creative Dialogue: Surabaya dalam Kartografi Kreatif – Dari Lintas Dagangan ke Ruang Identitas, yang digelar di Universitas Ciputra (UC) Surabaya, pada Kamis, 4 Desember 2025.

    Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian, dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kota Surabaya, Irvan Wahyudrajat, akan memaparkan arah kebijakan dan roadmap ekraf hasil riset mendalam bersama akademisi Universitas Ciputra. Riset ini menjadi dasar visi Surabaya sebagai salah satu kota kreatif terkemuka di Indonesia, dengan target jangka panjang meraih predikat Kota Gastronomi Dunia UNESCO.

    Irvan menegaskan bahwa keputusan menjadikan kuliner sebagai lokomotif utama ekraf merupakan langkah strategis. Kekayaan kuliner Surabaya yang telah menjadi warisan budaya tak benda dinilai mampu menggerakkan subsektor ekraf lainnya.

    “Ini langkah berani dan menjadi fondasi penting untuk membawa Surabaya masuk ke lingkaran kota-kota global yang merawat dan mengembangkan warisan budaya demi kesejahteraan ekonomi,” ujar Irvan, Rabu (3/12/2025).

    Dalam forum yang dihadiri berbagai pemangku kepentingan nasional ini, Pemkot Surabaya tidak hanya membahas seni dan budaya, tetapi juga solusi nyata terhadap isu mendesak seperti pengentasan kemiskinan.

    “Isu-isu krusial ini akan dibahas melalui perspektif potensi ekonomi yang lahir dari kreativitas,” tambahnya.

    Irvan menekankan bahwa Surabaya memiliki modal kuat, mulai dari SDM kreatif, dukungan akademisi, dan warisan budaya yang kaya. Tantangan pemkot adalah menyatukan semua modal tersebut dalam ekosistem yang kohesif.

    “Surabaya tak pernah kehabisan ide kreatif. Tugas kita memastikan semua potensi ini terangkai menjadi kekuatan untuk menjawab tantangan sosial ekonomi hari ini,” jelasnya.

    Pemkot Surabaya menyadari bahwa kreativitas hanya dapat tumbuh melalui kolaborasi yang kuat. Karena itu, penguatan ekosistem ekonomi kreatif dilakukan secara inklusif dengan melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah, komunitas, pelaku usaha, akademisi, hingga generasi muda. 

    Upaya tersebut diwujudkan melalui revitalisasi ruang-ruang publik yang disulap menjadi Creative Spaces & Districts sebagai ruang kolaborasi terbuka, disertai penguatan kapasitas SDM ekraf melalui program inkubasi, pelatihan, dan akses terhadap teknologi mutakhir. Selain itu, Pemkot Surabaya juga terus mendorong penguatan pasar dan promosi dengan menghadirkan beragam event kreatif, penyelenggaraan pasar kreatif, serta akselerasi digitalisasi data ekraf untuk memastikan seluruh pelaku kreatif dapat berkembang dalam ekosistem yang lebih kokoh dan berdaya saing.

    “Pemkot berkomitmen mendorong tumbuhnya pelaku ekraf melalui fasilitas promosi, event berskala besar, serta penguatan pasar. Semua ini untuk membangun ekosistem ekraf yang kokoh dan berbasis komunitas,” terangnya.

    Irvan menegaskan pentingnya riset dan perencanaan pembangunan dalam mendorong sektor ekraf. Menurutnya, kebijakan hanya akan efektif jika disusun berdasarkan data akurat dan memahami kebutuhan pelaku industri.

    “Riset memberi pengetahuan, perencanaan memberi arah. Kombinasi keduanya memastikan industri kreatif Surabaya tumbuh berkelanjutan, inklusif, dan berdaya saing global,” pungkasnya.

    Forum ini juga akan menghadirkan sejumlah narasumber nasional dan internasional, seperti Igak Satrya Wibawa (Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO), Dwita Larasati (Komite Eksekutif ICCN), dan Prof. Dennis Cheek (Professor of Creativity, Innovation and Entrepreneurship, Universitas Ciputra).

    TINGGALKAN KOMENTAR

    Silakan masukkan komentar anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini
    Captcha verification failed!
    Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!

    Artikel Terbaru