Surabaya 29 Oktober 2025 | Draft Rakyat Newsroom – Tim Swasembada Universitas Airlangga (UNAIR) berhasil meraih prestasi membanggakan sebagai Juara II Kompetisi Mahasiswa Nasional Bidang Ilmu Bisnis, Manajemen dan Keuangan (KBMK) 2025. Kompetisi bergengsi yang terselenggara oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) ini diikuti berbagai perguruan tinggi ternama di Indonesia.
Tim Swasembada, yang berkompetisi di cabang Perencanaan Bisnis, terdiri dari mahasiswa lintas fakultas. Mereka adalah Irvan Betrando Banjarnahor (FEB), Muhammad Kevin Mulki Hakim (FTMM), dan Mohammad Pradana Setyawan (FV). Selama kompetisi, tim mendapatkan pendampingan dari Penanggung Jawab (PIC) Kontingen KBMK UNAIR, Angga Erlando SE MEc Dev.
Standar Baru Kompetisi
Lando, sapaan dosen FEB tersebut, mengungkapkan rasa bangganya atas pencapaian Tim Swasembada. “Tentunya perasaannya sangat bangga, terharu juga. Karena perjuangan yang cukup lama mempersiapkan KBMK untuk tim UNAIR hingga bisa juara dua itu perjuangan yang luar biasa,” ungkapnya.
Bagi Lando, pencapaian ini menjadi standar baru (benchmark) bagi UNAIR di cabang Perencanaan Bisnis KBMK. Ia berharap prestasi ini dapat memacu semangat mahasiswa lainnya. “Memang mereka sudah matang ya sebagai tim karena sering menang lomba jadi punya semacam latihan khusus yang secara real mereka aplikasikan saat lomba,” ujar Angga Erlando, merujuk pada rekam jejak tim di berbagai kompetisi.
Inovasi Pangan Lokal GARNUSA
Irvan Betrando Banjarnahor, mewakili tim, menjelaskan bahwa ide utama mereka adalah GARNUSA: Hilirisasi Umbi Garut Melalui Inovasi Beras Analog Cepat Saji dengan Fortifikasi Nanokalsium Tulang Ikan Teroptimalisasi Teknologi Self Heating Sebagai Produk Industri Lokal Berkelanjutan. Ide ini diangkat bukan sekadar sebagai produk, tetapi sebagai solusi nyata atas permasalahan masyarakat urban yang membutuhkan makanan cepat saji yang sehat dan bergizi, sekaligus mengangkat potensi lokal.
“Kami ingin menjawab dua permasalahan sekaligus. Mengangkat nilai ekonomi umbi Garut yang selama ini kurang termanfaatkan, di sisi lain, mengoptimalkan limbah tulang ikan agar memiliki nilai tambah sebagai sumber kalsium alami,” jelas Irvan. Konsep ini juga berakar pada semangat hilirisasi bahan baku lokal Jawa Timur agar potensi daerah dapat diolah menjadi produk bernilai ekonomi tinggi dan berkelanjutan.
Perjuangan Lintas Disiplin dan Keterbatasan
Perjalanan tim menuju podium juara tidaklah mudah. Sebagai mahasiswa semester tiga dari fakultas yang berbeda, menyatukan jadwal dan pemahaman menjadi tantangan tersendiri. “Jadwal kuliah kami sering tidak sinkron, sehingga untuk sekadar mencari waktu menyelesaikan bersama pun butuh perjuangan besar,” tutur Irvan.
Tantangan semakin berat ketika persiapan menuju semifinal bertepatan dengan jadwal Ujian Tengah Semester (UTS). Kondisi tersebut memaksa mereka membagi fokus dan mengorbankan waktu istirahat. “Waktu tidur berkurang drastis, bahkan dalam satu minggu menjelang semifinal, kami hanya tidur dua jam per hari. Pada malam menuju final, kami memutuskan tidak tidur sama sekali demi menyempurnakan bahan presentasi,” kenang Irvan.
Kebanggaan dan Motivasi untuk Terus Berkarya
Saat nama Tim Swasembada UNAIR diumumkan sebagai juara II, rasa haru dan bangga menyelimuti tim. “Perasaan itu campur aduk antara bahagia, lega, dan tidak percaya bahwa perjuangan panjang kami akhirnya terbayar lunas,” kata Irvan. Bagi Irvan, KBMK telah mengajarkannya bahwa berkompetisi bukan hanya tentang menang. Tetapi juga tentang bagaimana berproses, berjuang, dan membawa nama almamater dengan penuh kebanggaan. “Teruslah berani bermimpi, bekerja keras, dan jadilah bukti nyata bahwa mahasiswa Airlangga tidak hanya cerdas berpikir, tapi juga tangguh beraksi,” pungkas Irvan. (far)