Surabaya 28 Juli 2025 | Draft Rakyat Newsroom – Mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) kembali mengharumkan nama almamater di kancah internasional. Tim UNAIR yang diketuai Falah Falah, mahasiswa Peminatan K3 Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), berhasil meraih Gold Medal Award dan IYSA Semi Grand Award dalam kompetisi International Invention Competition for Young Moslem Scientists (IICYMS) 2025.
Bersama dengan lima anggota timnya, Shofia Ayu Hilda Atha Nasywa dari FKM, M. Assadam Rizqi Saputra dari FEB, Wigi Utami dan Yahya Bachtiar Ivansyah dari FTMM, dan Aryo Prabowo dari FV, Falah membawakan inovasi berjudul SIHHIYA.
Kompetisi ini diikuti oleh 172 tim dari berbagai negara, seperti Malaysia, Thailand, Turki, Bangladesh, Iran, hingga Amerika Serikat. Diselenggarakan secara daring pada Senin-Rabu, (21–23/7/2025), IICYMS bertujuan mewadahi peneliti muda Muslim untuk menghadirkan inovasi berbasis sains, teknologi, dan nilai-nilai Islam.
Inovasi Game Islami untuk Literasi Kesehatan
Melalui inovasi berjudul SIHHIYA: Interactive Learning Media Based on Gamification Through Islamic Healthy City Simulation to Improve Literacy and Degrees of Public Health, Falah dan tim membawakan solusi terhadap rendahnya literasi kesehatan di kalangan remaja Muslim. SIHHIYA dikemas dalam bentuk game simulasi kota sehat bernama Madinatul Sihhiya, di mana pemain berperan sebagai Health Hero yang membangun kota dari aspek kebersihan, gizi halal-thayyib, pencegahan penyakit, hingga kesehatan mental dan spiritual.
Falah menjelaskan, game ini memiliki enam level progresif yang masing-masing disusun berdasarkan pendekatan “Theory of Planned Behavior (TPB) untuk mendorong perubahan perilaku secara bertahap. Materi yang dibahas antara lain Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), gizi halal-thayyib, literasi digital, hingga edukasi spiritual berbasis Islam,” paparnya.
Enam level itu diantaranya, Starta, yakni pengenalan PHBS secara personal, Nazha menjaga sanitasi lingkungan sekolah. Yang ketiga, Zayya, yakni pemahaman gizi halal-thayyib dan isi piringku, keempat, Wiqya, edukasi masyarakat tentang pencegahan penyakit, kelima, Nafsy, sebagai bentuk kesehatan mental, spiritual, dan literasi digital, dan terakhir, Sihhiya, kota sehat Islami ideal yang mengintegrasikan seluruh elemen sebelumnya.
“Pendekatan ini kami pilih karena inovasi yang interaktif dan sarat nilai spiritual dinilai lebih komprehensif untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,” ujar Falah.
Kolaborasi Lintas Disiplin dan Apresiasi Juri Internasional
Tim SIHHIYA terdiri atas mahasiswa lintas fakultas, mulai dari FKM, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, FTMM, hingga Fakultas Vokasi UNAIR. Integrasi keilmuan ini menjadi kekuatan utama dalam merancang konsep, gameplay, dan fitur interaktif berbasis sains dan nilai Islam.
Dewan juri internasional pun memberikan apresiasi tinggi. Mereka menilai pendekatan SIHHIYA unik dan layak dikembangkan lebih lanjut dengan metode teknologi terbaru. Falah berharap inovasi ini dapat terus disempurnakan agar memberikan dampak nyata bagi literasi kesehatan masyarakat. “Jangan tunggu sempurna untuk memulai. Mulailah dari masalah sekitar, berkolaborasilah lintas jurusan, dan niatkan setiap karya sebagai ibadah untuk umat dan bangsa,” pesannya.(far)