Surabaya 20 Agustus 2025 | Draft Rakyat Newsroom – Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga (Permenpor) Nomor 14 Tahun 2025 tentang Standar Pengelolaan Organisasi Olahraga Lingkup Olahraga Prestasi terus mendapat sorotan dari para pelaku olahraga yang menganggap akan memberi dampak terhadap pembinaan prestasi olahraga.
Terutama mempersempit peran Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dalam pembinaan atlet di daerah maupun nasional.
Legenda Karate Indonesia, Umar Syarief salah satu yang memberikan suaranya. Ia menganggap bahwa KONI merupakan bagian penting dalam sejarah emas olahraga Indonesia.
Ia bercerita, di masa kepemimpinan almarhum Bapak Olahraga, Wismoyo Arismunandar, KONI berdiri kuat dan kokoh menyiapkan atlet di semua level, dengan konsep yang jelas untuk membawa Indonesia berprestasi di kancah internasional.
“KONI memahami proses pembinaan, tahu sejarah, dan tahu bagaimana menyiapkan atlet secara tepat untuk meraih prestasi. Dari tahun ke tahun, KONI telah menjalankan tugasnya dengan baik,” ungkap Umar.
Pria yang juga Pelatih Karate Jatim itu menyampaikan, bahwa KONI tak sekadar membina tapi juga memperhatikan masa depan atlet. Mereka yang pernah berjuang mengharumkan nama daerah maupun bangsa mendapat penghargaan berupa pengakuan dan penghormatan.
“Sebagai mantan atlet yang telah mengabdi puluhan tahun, saya merasakan langsung kepedulian itu,” tutur pemegang 12 emas dari beberapa periode SEA Games itu.
Karena itu, ia pun terheran dengan adanya Permenpora 14 Tahun 2025 yang dianggap mempersempit peran KONI dengan hasil pembinaan yang baik sebelumnya.
Umar mengingatkan, bahwa setiap negara memiliki sistemnya sendiri. Indonesia juga telah membuktikan sistemnya melalui KONI bagaimana mempersiapkan atlet, memfasilitasi kebutuhan mereka, dan mengelola pembinaan menuju multievent internasional. “Ketika peran ini diambil alih, kita justru berisiko memulai kembali dari nol dan mengabaikan pengalaman serta fondasi yang telah teruji,” tuturnya.
Untuk itu, ia mendorong agar pemerintah tetap memberikan ruang penuh bagi KONI dalam menjalankan peran strategis pembinaan olahraga di Indonesia.
Sementara itu, Atlet Tenis Jatim Christopher Rungkat juga menyampaikan bagaimana KONI melaksanakan tugas pembinaan dengan baik.
Ia mencontohkan, KONI Jatim berperan besar terhadap perkembangan kariernya di cabor tenis. Apalagi, tenis merupakan salah satu cabor yang cukup mahal dan ada begitu banyak event di luar negeri.
“Contoh pertandingan satu musim perlu dana tidak sedikit dan KONI Jatim berperan dalam membantu karier saya. Jadi aspek penting membantu karier saya. Jadi KONI Jatim merupakan barometer pembinaan dengan standar luar biasa sekali,” ungkap Christo.
Tak hanya tenis, ia menyebut semua cabor diperlakukan sama sehingga banyak atlet Jatim berprestasi tidak hanya tingkat nasional tapi juga internasional.
“Dengan visi misi yang luar biasa Jatim mengedepankan Indonesia dengan tagline Dari Jatim Untuk Indonesia, atlet Jatim itu juga berkontribusi sangat besar di SEA Games, Asian Games dan semoga ke depan ada di Olimpiade juga,” pungkasnya.
Untuk itu, ia menyampaikan apresiasi atas kepedulian KONI Jatim yang sangat baik dalam melaksanakan pembinaan. (her)