Surabaya 18 Juni 2025 | Draft Rakyat Newsroom – Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menandatangani prasasti peresmian Rintisan Desa Pancasila di Balai Desa Genilangit, Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan, pada Selasa, 17 Juni 2025. Kegiatan ini disaksikan langsung pemerintah, perangkat, dan masyarakat desa setempat.
Prasasti tersebut merupakan wujud komitmen kampus dalam memperkuat nilai-nilai kebangsaan di desa tersebut sebagai Rintisan Desa Pancasila, binaan Unesa. “Desa Genilangit sebagai desa binaan kami yang berkelanjutan,” ucap Wakil Rektor III Unesa, Bambang Sigit Widodo di lokasi.
Desa Genilangit merupakan desa yang terletak di kawasan Perbukitan Gunung Lawu dan perbatasan antara Jawa Timur dengan Jawa Tengah yang memiliki masyarakat yang heterogen; ada penganut Budha, Kristen, dan Islam. Juga, memiliki potensi wisata alam berupa Taman Genilangit dan Wisata Highland Wonomulyo, serta menjadi penghasil sayur-sayuran yang menjadi komoditas daerah. Ada sejumlah program Unesa melalui pengabdian kepada masyarakat atau PKM yang dilaksanakan di desa tersebut.
“Pembinaan ini konsepnya berkelanjutan yang didasarkan pada potensi desa setempat. Sebagai langkah awal, tim Unesa memberikan pelatihan literasi digital, dan berikutnya akan ada konsep pembinaan yang berdampak bagi masyarakat,” ucapnya.
Ketua LPPM Unesa, Muhammad Turhan Yani menjelaskan, PKM Rintisan Desa Pancasila diperlukan dalam memperkuat keharmonisan masyarakat yang selaras dengan Asta Cita pemerintah. Terlebih mengenai literasi digital yang diperlukan masyarakat era teknologi ini.
“Kadang tantangan itu datangnya dari luar melalui informasi yang masuk di gawai. Untuk itu, masyarakat perlu dibekali dengan literasi digital, bagaimana bijak memanfaatkan ruang digital, menyaring informasi, dan memanfaatkan ruang digital untuk branding potensi desa,” ucap guru besar Unesa itu.
Ketua PKM, Jauhar Wahyuni menekankan bahwa pelatihan ini penting sebagai bekal dalam merawat kemajemukan dan kerukunan yang berdasarkan Pancasila. “Kami harapkan Genilangit bisa menjadi contoh penerapan toleransi antarumat beragama bagi desa-desa selanjutnya,” ucapnya.
Kepala Desa Genilangit, Pardi menyambut hangat program kolaborasi dan binaan tim kampus ‘Rumah Para Juara.’ Menurutnya, desa menjadi salah satu kekuatan pembangunan nasional, karena itu perlu ada percepatan, terobosan, dan inovasi, dan itu perlu dukungan perguruan tinggi. “Program pengabdian ini sebagai awal kolaborasi desa dengan kampus, karena kami dituntut ada percepatan program membangun Indonesia dari desa, inovasi dan peran lebih lanjut dari pihak kampus sangat diperlukan agar desa dapat dikembangkan lebih cepat,” ujar Pardi. (bry)