Surabaya 01 Juli 2025 | Draft Rakyat Newsroom – Melinda Lusiana Zahra, mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (UNAIR), berkesempatan mengikuti program magang ke Jepang. Melalui PT Japan Indonesia Program Akademik (JIPA), ia menjalani magang terhitung sejak April lalu hingga Oktober mendatang di The Danshaku Lounge, Hokkaido, Jepang.
Melin, sapaan akrabnya, mengungkapkan bahwa motivasinya dalam mengikuti program magang berawal dari impian sederhana untuk bisa berkunjung ke Jepang. Ia mengaku, awalnya hanya mencoba peruntungan dan tidak menyangka akan langsung lolos pada kesempatan pertama mendaftar.
“Motivasi utamanya memang karena ingin ke Jepang. Tapi waktu lihat banyak teman-teman daftar magang, akhirnya jadi kepikiran buat ikut daftar juga. Alhamdulillah, nggak nyangka bisa lolos,” ujarnya pada UNAIR NEWS (28/6/2025).
Pengalaman dan Tantangan
Salah satu pengalaman yang menurutnya paling berkesan adalah saat mengikuti kangekai atau acara penyambutan anggota baru di tempat kerja. Menjadi satu-satunya anggota baru, Melin merasa sangat dihargai oleh seluruh rekan kerjanya. Pasalnya, ia kerap kali dibantu dan diperhatikan, terutama soal pilihan makanan.
“Koki di tempatku kerja selalu menjelaskan bahan makanan yang disajikan tiap hari. Mereka tahu aku muslim, jadi selalu memastikan menunya aman buatku. Aku sampai speechless karena merasa sangat dihargai sebagai anak baru,” imbuhnya.
Magang di negeri orang juga tak luput dari tantangan, terutama dari segi bahasa. Dalam kesehariannya, Melin bekerja di bagian pelayanan restoran dan seringkali melayani pelanggan lansia yang menggunakan tata bahasa formal yang belum ia pelajari. “Setiap hari, aku bawa catatan kecil buat mencatat kosakata baru. Banyak istilah yang belum pernah aku dengar sebelumnya,” tambahnya.
Selama magang, Melin menyadari bahwa keterampilan berbahasa bukan sekadar teori di kelas, melainkan bagian dari interaksi dan kebiasaan sehari-hari. Ia banyak belajar dari interaksi langsung berupa percakapan dengan pelanggan dan rekan kerja, yang memperkaya pemahamannya terkait bahasa Jepang.
Budaya Kerja di Jepang
Tak hanya itu, magang di Jepang juga memperluas pengalamannya tentang etos kerja. Melin melihat langsung budaya kerja di Jepang yang sangat menghargai waktu dan penuh kedisiplinan. Misalnya, bagaimana antar anggota saling kerja sama dan membantu agar pekerjaan selesai tepat waktu.
Kendati tengah bekerja dengan jadwal yang padat, Melin tetap menjalankan tanggung jawabnya sebagai mahasiswa. Ia mengikuti perkuliahan secara daring dan berhasil menyelesaikan seminar proposalnya dari Jepang. “Alhamdulillah, semuanya dipermudah. Aku jadi tetap bisa aktif kuliah sekaligus kerja. Jadi walau capek, harus tetap dijalani,” tuturnya.
Di balik semua tantangan yang ia hadapi, Melin merasa bahwa pengalaman magang ini sangat berharga karena memberinya banyak wawasan baru terkait dunia kerja. Melin juga mengajak mahasiswa UNAIR untuk tidak ragu mencoba peluang magang di luar negeri. “Kalau ada kesempatan ke luar negeri, ambil saja. Jangan takut berangkat sendiri, karena pasti akan ada yang membantu di sana,” pungkasnya. (far)