More
    BerandaPendidikanGuru Besar UNAIR Gagas Rekayasa Bahan Aktif Obat Melalui Inovasi Siklodekstrin

    Guru Besar UNAIR Gagas Rekayasa Bahan Aktif Obat Melalui Inovasi Siklodekstrin

    Penulis

    Tanggal

    Kategori

    Surabaya 17 Mei 2025 | Draft Rakyat Newsroom – Obat yang kita konsumsi sehari-hari untuk menyembuhkan penyakit ternyata melalui proses ilmiah yang sangat kompleks dan terukur. Hal ini diungkapkan oleh Prof Dr apt Dewi Isadiartuti Dra MSi, Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (UNAIR) yang resmi dikukuhkan dalam upacara pengukuhan guru besar UNAIR. Acara tersebut terlaksana pada Kamis (15/5/2025) dan bertempat di Aula Garuda Mukti, Kantor Manajemen, Kampus MERR-C UNAIR. Dalam orasi ilmiahnya, Prof Dewi mengangkat topik “Rekayasa Bahan Aktif Obat: Cara Menjamin Obat yang Aman, Manjur, dan Berkualitas.”

    Sifat Fisikokimia Tentukan Efektivitas Obat

    Prof Dewi menjelaskan bahwa obat bukan hanya sekadar zat penyembuh, tetapi produk ilmiah yang harus memenuhi standar aman, manjur, dan berkualitas tinggi. Kualitas tersebut sangat dipengaruhi oleh sifat fisik dan kimia dari bahan aktif obat yang dikenal sebagai Active Pharmaceutical Ingredient (API).

    Salah satu tantangan utama dalam dunia farmasi adalah kelarutan obat. Jika obat sulit larut, maka efektivitasnya akan menurun drastis dan bahkan bisa memicu efek samping. “Bayangkan jika obat tidak larut sempurna di tubuh, maka tubuh tidak bisa menyerapnya dengan baik. Akibatnya, khasiat turun dan dosis harus dinaikkan, ini berbahaya,” ujarnya.

    Inovasi Siklodekstrin sebagai Solusi Ilmiah

    Guna menjawab tantangan tersebut, Prof Dewi bersama timnya mengembangkan pendekatan rekayasa sifat fisikokimia obat. Salah satunya melalui kompleks inklusi dengan siklodekstrin. Teknologi ini memanfaatkan molekul berbentuk cincin yang mampu ‘memeluk’ bahan obat dan meningkatkan kelarutan serta stabilitasnya.

    “Siklodekstrin memiliki bagian dalam yang tidak suka air dan bagian luar yang suka air. Dengan struktur ini, obat bisa lebih mudah larut dalam cairan tubuh dan lebih stabil selama penyimpanan,” jelasnya.

    Dedikasi Farmasi UNAIR di Tingkat Global

    Pengukuhan Prof Dewi sebagai guru besar bukan hanya bentuk apresiasi akademik, tetapi pengakuan atas kontribusinya dalam memperkuat posisi UNAIR sebagai pusat inovasi farmasi nasional dan internasional. Rekayasa obat yang dilakukan tidak hanya untuk meningkatkan kualitas produk farmasi. Tetapi juga menjaga kemandirian bangsa dalam menghadirkan obat yang aman dan terjangkau.

    “Kami berkomitmen agar setiap inovasi di bidang farmasi bisa diterjemahkan menjadi produk nyata yang menyentuh masyarakat luas,” pungkasnya.

    Melalui pengukuhan ini, Prof Dewi menjadi salah satu dari enam guru besar yang dikukuhkan pada periode tersebut, menandai langkah strategis UNAIR dalam memperkuat daya saing akademik dan inovasi sains di kancah global. (far)

    TINGGALKAN KOMENTAR

    Silakan masukkan komentar anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini
    Captcha verification failed!
    Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!

    Artikel Terbaru