Surabaya 27 Juli 2023 | Draft Rakyat Newsroom-Untuk pertama kalinya, Untuk pertama kalinya, Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) melalui Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Jatim menghelat pelepasan penerima manfaat (PM) dari tiga Unit Pelaksana Teknis (UPT) kluster disabilitas di lingkungan Dinsos Jatim secara bersamaan, Rabu (26/7/2023).
PM yang dilepas kali ini sejumlah 63 PM dari tiga UPT kluster disabilitas, yaitu UPT Rehabilitasi Sosial Bina Netra (RSBN) Malang, UPT Rehabilitasi Sosial Bina Daksa (RSBD) Pasuruan, serta UPT Rehabilitasi Sosial Bina Rungu Wicara (RSBRW) Pasuruan. UPT kluster disabilitas lain juga hadir sebagai pendukung acara. Yakni, UPT Rehabilitasi Sosial Bina Laras (RSBL) Pasuruan dan Kediri, UPT Rehabilitasi Sosial Bina Lara Kronis (RSBLK) Tuban, serta UPT Rehabilitasi Sosial Bina Grahita (RSBG) Tuban.
Hadir dalam kesempatan ini, Kepala Dinsos Jatim, Sekretaris Dinsos Jatim, Kepala UPT di lingkungan Dinsos Jatim, perwakilan Dinsos kabupaten/kota, PM, serta orang tua PM.

Acara yang dilaksanakan di Aula UPT RSBD Pasuruan ini berlangsung hangat dan semarak, dibuka dengan penampilan Distra Band dari PM UPT Rehabilitasi Sosial Bina Netra (RSBN) Malang, hadrah dari PM UPT Rehabilitasi Sosial Bina Daksa (RSBD) Pasuruan, serta PM dari UPT Rehabilitasi Sosial Bina Rungu Wicara (RSBRW) Pasuruan yang tampil menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan bahasa isyarat. Ada juga penampilan tilawah Alquran, pembacaan doa, pembacaan puisi, bernyanyi, hingga tari dari PM tiga UPT tersebut. Menariknya, PM psikotik dari UPT RSBL Kediri dan UPT RSBL Pasuruan juga ikut menyemarakkan kegiatan dengan menampilkan bakat menyanyi.
Kemeriahan acara diapresiasi Kepala Dinsos Provinsi Jatim Dra Restu Novi Widiani MM. Dia mengaku terkejut. Alih-alih pelepasan, menurut Novi suasana acara ini lebih mirip dengan peringatan Hari Disabilitas Internasional.
“Ini momen luar biasa yang akan dikenang seumur hidup. Ada yang telah dua tahun menerima pelajaran di UPT. Saat ini kalian telah lulus cumlaude,” pujinya.
Novi melanjutkan, ada tagline yang harus sering didengungkan untuk menunjukkan bahwa disabilitas sama seperti lainnya.
“Aku, kamu, kita, setara. Disabilitas bisa! Mari kita sering dengungkan ini,” ajaknya.
Lebih lanjut, orang nomor satu di lingkungan Dinsos Jatim itu menyampaikan ide tentang grand design pengentasan kemiskinan keluarga disabilitas.


“Ada sebagian orang tua PM yang kurang mampu, ini bisa disinergikan dengan program Kelompok Usaha Bersama (KUBE). Jadi, ketika anak yang disabilitas diberi pelatihan, keluarganya yang memerlukan dan mempunyai kemampuan mengembangkan usaha, terutama di lokasi kemiskinan ekstrem diberikan bantuan KUBE. Ini grand design penurunan kemiskinan keluarga disabilitas melalui pemberdayaan anak dan keluarganya, sehingga anak dan keluarganya bisa mandiri,” paparnya.
Kepada orang tua PM, Novi menitipkan kembali para PM dan meminta agar mereka membantu PM untuk memanfaatkan bekal keterampilan yang telah dipelajari selama di UPT.
“Ibu Gubernur Jatim sangat perhatian kepada disabilitas. Karena itu, PM tidak hanya menerima sertifikat kelulusan, tapi juga menerima bantuan sosial kemandirian sebesar Rp5 juta. Amanah dari Ibu Gubernur, bantuan ini dimanfaatkan untuk usaha. Mudah-mudahan bisa ditularkan kepada teman-teman yang belum menerima kesempatan seperti kalian, dan saya harap suatu saat nanti anak-anakku bisa mengembangkan usaha dan mempunyai karyawan-karyawati,” tutur pejabat kelahiran Bandung ini.
Sunarto, salah satu PM UPT RSBN Malang mengaku siap menunaikan amanah dari Gubernur Khofifah. Dia berencana memanfaatkan bantuan sosial kemandirian yang diterimanya untuk membuka jasa pijat. Apalagi dia telah menguasai keterampilan pijat refleksi, pijat shiatsu, dan massage.
“Terima kasih banyak kepada Dinsos Jatim dan UPT RSBN Malang. Saya bisa mempunyai bekal untuk mandiri,” ucapnya.


Senada, Alfin dari UPT RSBRW Pasuruan juga menyampaikan terima kasih kepada Dinsos Jatim dan UPT RSBRW Pasuruan yang telah membantu dia dan teman-teman tuli lainnya untuk belajar berbagai keterampilan dan hal-hal baru. Mulai dari las listrik, menjahit, bordir hingga mengaji menggunakan bahasa isyarat.
“Rencananya bantuan yang saya terima akan saya gunakan untuk membuka usaha las listrik,” ungkapnya menggunakan bahasa isyarat.
Sementara, Rofah, PM UPT RSBD Pasuruan akan memanfaatkan bantuan sosial kemandirian yang dia terima untuk membuka usaha jahit.
“Terima kasih banyak Dinsos Jatim dan UPT RSBD Pasuruan yang telah mengajarkan saya keterampilan. Pesan saya untuk teman-teman PM yang belum lulus, terus semangat dalam belajar,” tutur perempuan asal Sampang ini. (br)