Surabaya 2 Mei 2025 | Draft Rakyat Newsroom – Industri menjadi lokomotif kemandirian bangsa di tengah gejolak global dan kebijakan yang kerap merugikan negara berkembang, seperti kebijakan resiprokal dan efisiensi, Indonesia dituntut untuk fokus pada kemandirian ekonomi. Kegaduhan kebijakan global dapat diredam dengan fokus pada ekonomi berdikari yang mana rakyat memiliki industri yang mampu memenuhi semua kebutuhannya.
Hal tersebut menjadi fokus Guru Besar Bidang Industri Pariwisata dan Perhotelan Fakultas Vokasi (FV), Universitas Airlangga (UNAIR), Prof Dr Bambang Suharto SST MM Par dalam pidatonya pada pengukuhan Guru Besar UNAIR pada Rabu (30/4/2025) di Aula Garuda Mukti, Kantor Manajemen Kampus MERR-C.
Peran Pendidikan Vokasi
Prof Bambang menyebut bahwa kunci dari kemandirian Indonesia terletak pada penguatan sektor industri sebagai lokomotif utama pembangunan nasional. Namun, tantangan utama bukanlah teknologi, peralatan industri, efisiensi atau kegaduhan kebijakan global sekalipun, melainkan pada kualitas sumber daya manusia (SDM) yang mengelola dan menggerakkannya.
“Indonesia masih menghadapi kenyataan di mana industri kerap mengandalkan pekerja asing karena kurangnya tenaga lokal yang kompeten. Buruknya pelayanan, rendahnya keselamatan kerja, bahkan degradasi moral dan lingkungan, menjadi bukti perlunya revitalisasi sistem pendidikan untuk mencetak SDM yang cakap secara teori serta terampil dan adaptif terhadap kebutuhan dunia industri,” ungkapnya.
Prof Bambang menyebut Pendidikan vokasi hadir sebagai solusi strategis untuk menjawab kekurangan SDM kompeten di sektor industri. Sayangnya, masih banyak yang memandang pendidikan vokasi setara dengan pendidikan akademik, padahal keduanya memiliki orientasi yang sangat berbeda.
“Pendidikan vokasi menekankan pada praktik langsung, pengembangan soft skill, dan keterampilan teknis yang aplikatif. Di sinilah pentingnya membangun sistem pendidikan vokasi yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan mampu membangkitkan industri,” ungkapnya.
Potensi Gen Z
Prof Bambang menekankan bahwa pada masa sekarang, Gen Z adalah penggerak industri masa depan. Kampus vokasi tidak sekadar mencetak pekerja, tetapi melahirkan pemimpin industri yang profesional dan inovatif. Pendidikan vokasi tidak lagi menjadi pelengkap, melainkan motor penggerak industri dan menggerakkan masyarakat ke peradaban dunia. “Pendidikan vokasi yang kuat akan melahirkan pengusaha muda, Gen Z yang kreatif dan tangguh, yang tidak hanya bekerja di industri, tetapi membangunnya. Mereka akan mendorong industri untuk tidak hanya bertahan di fase matang, tetapi terus berevolusi dan berinovasi. Oleh karena itu, pengembangan pendidikan vokasi harus berkontribusi mengarahkan dan menciptakan bukan bersandar ke industri,” pungkasnya.(far)