Surabaya 5 Nopember 2024 | Draft Rakyat Newsroom – PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 8 Surabaya mendukung penuh upaya pemerintah untuk meningkatkan efisiensi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dengan mengoptimalkan layanan transportasi kereta api yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Kereta api merupakan salah satu moda transportasi yang efektif dalam mobilisasi masyarakat, mampu mengangkut ratusan penumpang dalam satu kali perjalanan, sekaligus mengurangi penggunaan BBM secara signifikan.
Manager Humas KAI Daop 8 Surabaya, Luqman Arif, menjelaskan bahwa KAI berkomitmen untuk mengutamakan keselamatan dalam setiap perjalanan, dengan keunggulan bebas dari kemacetan, tepat waktu, dan lebih aman dibandingkan dengan transportasi di jalan raya. Selain itu, kereta api juga berkontribusi pada pengurangan jumlah kendaraan di jalan, yang pada gilirannya dapat menurunkan emisi gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim.
“KAI terus berupaya untuk meningkatkan pelayanan dan kenyamanan penumpang, melalui perawatan infrastruktur yang baik, peningkatan frekuensi perjalanan, serta inovasi dalam fasilitas yang lebih nyaman di stasiun dan dalam kereta,” ujar Luqman.
Penggunaan BBM subsidi untuk kereta api diatur dalam Surat Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Nomor 53/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2024 yang mengatur kuota penggunaan jenis bahan bakar minyak tertentu, seperti solar (gas oil) untuk transportasi darat berupa kereta api umum penumpang dan barang pada tahun 2024.

KAI menggunakan bahan bakar jenis B35, yang merupakan campuran solar 65 persen dengan bahan bakar nabati dari kelapa sawit sebanyak 35 persen. Bahan bakar ini dibagi menjadi dua kategori: bersubsidi dan non-subsidi. BBM bersubsidi digunakan untuk kereta api yang mendapat subsidi dari pemerintah (PSO), sedangkan non-subsidi digunakan untuk kereta api komersial dan angkutan barang.
“BBM bersubsidi digunakan pada kereta api yang mendapat subsidi dari pemerintah, seperti KA Probowangi, KA Airlangga, dan lainnya, sementara non-subsidi digunakan untuk kereta api seperti KA Sembrani, KA Bima, KA Gajayana, dan angkutan barang,” jelas Luqman.
Sejak Januari hingga Oktober 2024, PT Kereta Api Indonesia Daop 8 Surabaya telah menggunakan BBM bersubsidi sebanyak 42.025.769 liter, yang merupakan 80 persen dari total kuota 52.778.000 liter yang dialokasikan untuk Daop 8 Surabaya.
Luqman Arif juga memaparkan bahwa pada bulan Oktober 2024, penggunaan BBM bersubsidi untuk KA Airlangga (rute Surabaya Pasarturi – Pasarsenen) mencapai 88.020 liter, melayani 26.445 penumpang. Artinya, setiap penumpang mengonsumsi sekitar 3,3 liter BBM subsidi dalam satu bulan. Dibandingkan dengan kendaraan bermotor di jalan raya, kereta api jelas lebih efisien, karena satu rangkaian KA Airlangga yang terdiri dari 8 kereta ekonomi dengan kapasitas 848 tempat duduk, dapat menempuh jarak 719 km dalam satu perjalanan.
“Penggunaan transportasi kereta api memberikan banyak manfaat, tidak hanya menghemat BBM, tetapi juga mengurangi emisi karbon serta potensi kecelakaan di jalan raya,” tambahnya.
Luqman juga mengungkapkan bahwa pengisian BBM untuk sarana KAI di Daop 8 Surabaya dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku. KAI bekerja sama dengan PT Pertamina Patra Niaga dalam mengelola pengiriman, pengisian, dan penyimpanan BBM dengan mengikuti prosedur yang sudah ditetapkan. (ryo)